Liputan6.com, Sao Paulo - Tingginya harga tiket jadi penyebab minimnya jumlah penonton pada Copa America 2019. Berbagai pihak menyesalkan keputusan panitia yang dinilai terlalu serakah.
Hanya 47.260 orang datang ke Estadio do Morumbi untuk menyaksikan laga pembuka Copa America 2019 antara tuan rumah Brasil dan Bolivia, Jumat (14/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Padahal markas Sao Paulo FC itu bisa menampung sekitar 67 ribu, atau hanya 70 persen terisi. Kondisi sama terlihat di laga lain.
Partai Grup B antara Paraguay vs Qatar di Maracana hanya disaksikan 19.196 orang, timpang dengan stadion yang berkapasitas 78 ribu (24 persen terisi). Sedangkan duel Grup C Copa America 2019 yang melibatkan Uruguay vs Ekuador di Estadio Mineriao didatangi 13.611 orang. Mineirao memiliki sekitar 64 ribu kursi atau cuma 21 persen terisi.
"Tidak ada empati dari panitia untuk melihat kondisi ekonomi. Jika bandingkan dengan Piala Dunia Wanita di Prancis dibandingkan gaji rata-rata masyarakat di sana, tiket Copa America sangat tinggi. Padahal gengsi Piala Dunia lebih besar," kata jurnalis ESPN Mauro Cezar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masyarakat Tidak Mampu
Tiket termahal pada Copa America 2019 melibatkan tuan rumah Brasil. Guardian melaporkan, harga rata-rata tiket untuk laga pembuka melawan Bolivia sebesar 485 Real Brasil (sekitar Rp1,8 juta).
Padahal upah minimum masyarakat Brasil per bulan hanya 1.000 Real. Artinya, harga tiket itu hampir setengah pendapatan mereka. "Tiket sangat mahal. Untuk menciptakan tontonan dan atmosfer, panitia semestinya lebih bijaksana," kata bek Brasil Thiago Silva.
Advertisement