Jakarta Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, terpuruk dalam empat balapan terakhir MotoGP 2019. Pengamat MotoGP, Alex Hofmann, memprediksi Rossi takkan mampu bangkit dari keterpurukan di paruh kedua musim.
Dalam empat balapan terakhir di MotoGP, Rossi tercatat tiga kali gagal finis, yaitu di Italia, Catalunya, dan Belanda. Satu balapannya lainnya di Jerman berakhir dengan finis di posisi kedelapan.Â
Advertisement
Baca Juga
Imbasnya, pembalap Italia tersebut tercecer ke posisi keenam klasemen sementara MotoGP 2019 saat paruh pertama berakhir. Dia baru mengoleksi 80 poin, sedangkan Marc Marquez yang memuncaki klasemen sudah mengumpulkan 185 poin.Â
Nasib Rossi bertolak belakang dengan rekan setimnya, Maverick Vinales, yang sedang menikmati grafik menanjak. Dia berhasil naik podium pada dua balapan terakhir, serta sudah mengantongi satu kemenangan di MotoGP Belanda.Â
"Saya khawatir kondisi Rossi akan berlanjut seperti ini, tak ada perubahan dibanding sebelumnya. Dia akan punya balapan-balapan untuk bertarung memperebutkan podium, bahkan meraih kemenangan, di Austin misalnya. Namun, bakal ada pekan-pekan ketika di sulit menembus 10 besar," kata Hofmann, seperti dilansir Motorsport-total, Minggu (28/7/2019).Â
Menurut Hofmann, masalah utama yang dihadapi Valentino Rossi adalah konsistensi di MotoGP. "Dia telah mengakuinya secara terbuka dalam wawancara bahwa dirinya tak benar-benar memahami mengapa sesuatu bisa terjadi di satu lintasan, dan kemudian tak terjadi di trek yang lain," imbuh Hofmann. Â
Â
Harapan untuk Rossi
Rossi tercatat sudah lebih dari dua tahun tak menikmati kemenangan di MotoGP. Kans mengakhiri puasa kemenangan itu juga sepertinya cukup sulit terjadi dalam waktu dekat jika motornya tak kunjung mendukung performa Rossi.Â
Di sisi lain, pembalap lain, terutama Marc Marquez, malah makin perkasa. Pembalap Repsol Honda tersebut sudah membukukan lima kemenangan pada musim ini.Â
Lalu apa yang perlu dilakukan Rossi supaya bisa mengubah nasib pada paruh kedua MotoGP 2019?Â
"Satu-satunya harapan baginya adalah Yamaha menemukan tombol reset bersama-sama pada jeda musim panas, kemudian memasuki paruh kedua tahun ini dengan minfset yang segar," imbuh Hofmann.Â
Â
Â
Advertisement