Liputan6.com, Turin - Kesalahan demi kesalahan dilakukan Matthijs de Ligt selama memperkuat Juventus. Namun hal ini tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, de Ligt bertekad belajar untuk lebih baik.Â
Status sebagai pemain termahal seakan menjadi beban bagi pemain asal Belanda itu. Menjadi pemain termahal di sepak bola Italia setelah diboyong dari Ajax dengan harga 85,5 juta euro, tidak otomatis membuat publik puas melihat penampilannya bersama Juventus.Â
Baca Juga
Sejak penampilan perdana, De Ligt belum mampu menarik hati para pendukung Si Nyonya Tua. Terbaru, penampilan pemain asal Belanda itu kembali menuai kritik saat Juventus bertemu Inter Milan dalam lanjutan Serie A, Minggu (6/10/2019).
Advertisement
Meski akhirnya menang 2-1 dalam laga yang berlangsung di Giuseppe Meazza itu, De Ligt melakukan blunder yang berbuah penalti.
Berniat memotong umpan silang Nicolo Barella pada menit ke-18, De Ligt justru melakukan hand ball. Akibatnya, Inter Milan berhasil menyamakan kedudukan lewat penalti Lautaro MartÃnez setelah sebelumnya Juventus sempat memimpin melalui gol Paulo Dybala menit 4.
Beruntung Juventus akhirnya menang setelah Gonzalo Higuain mencetak gol di menit 80.Â
"Satu hal yang saya pelajari selama di Juventus sampai saat ini adalah saya harus percaya diri," kata De Ligt kepada NU.nl seperti dilansir Football Italia, Selasa (8/10/2019).Â
"Awalnya saya fokus untuk tidak membuat kesalahan, sesuatu yang harusnya tidak saya lakukan. Setelah melawan Atletico saya berjuang untuk pulih dan kembali ke lapangan dengan penuh percaya diri," beber pemain kelahiran Leiderdorp, Belanda, tersebut.Â
 "Apapun bisa berjalan tidak sesuai rencana, tapi saya yakin apapun bisa membaik. Sejak saat itu permainan saya pun terus membaik," kata De Ligt menambahkan. Â
Â
Â
Â
Resiko Bek
Mengenai blunder yang dilakukan pada pertandingan Inter Milan vs Juventus, De Ligt punya pandangan sendiri. Menurutnya, pemain belakang manapun pernah melakukan kesalahan. Hanya saja, yang penting menurutnya adalah memperbaiki hal itu pada laga berikutnya.Â
"Itu bagian permainan. Sayangnya itu sudah bagian dari kehidupan pemain bertahan. Saya jelas tidak ingin memberi penalti, tapi pada akhirnya kami menang dan itu yang penting."
"Saya mengerti ketika (Maurizio) Sarri berkata dia ingin melihat yang lebih dari saya. Setiap pemain yang bergabung dengan tim harus diberi waktu untuk beradaptasi," kata De Ligt.
Â
Advertisement
Tantangan Besar
De Ligt mengaku sejak awal memang tidak diplot sebagai starter. Sebab Juventus masih memiliki dua bek hebat seperti Leonardo Bonucci dan Chiellini. Namun Chiellini mengalami cedera di awal musim. Sarri pun meminta De Ligt untuk menempati posisi yang lowong.Â
"Ide awalnya adalah masuk secara bertahap. Sebaliknya saya langsung dikirim ke lapangan, dan itu merupakan tantangan besar bagi saya," beber De Ligt.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Â