Liputan6.com, Phillip Island - Masa depan pembalap MotoGP Jorge Lorenzo di tim Repsol Honda semakin suram setelah kembali gagal meraih hasil menggembirakan di Phillip Island, Minggu (27/10/2019). Saat rekan setimnya Marc Marquez merebut podium pertama, Lorenzo tercecer di urutan 16.
Hasil ini sekaligus menambah panjang penderitaan yang dialami pembalap Spanyol itu sejak bergabung dengan tim Repsol Honda. Bagaimana tidak, sejak MotoGP edisi pertama musim ini, juara dunia MotoGP 2010, 2012, 2015 itu belum pernah finis di urutan 10 besar.
Kondisi ini membuat banyak pihak mulai mempertanyakan masa depannya. Meski baru bergabung 2018, bukan tidak mungkin hasil buruk ini membuatnya terdepak dari Honda.
Advertisement
Menanggapi hasil yang diraih di Philip Island, Lorenzo mengaku menghadapi sejumlah masalah. Salah satunya adalah sisa kecelakaan yang dialaminya di Assen beberapa waktu lalu. Situasi bertambah sulit karena cuaca yang tidak mendukung selama balapan.
"Ya, karena angin, Anda harus menjaga kepala Anda lebih masuk ke dalam fairing, lebih maju, dekat dengan ban depan untuk memastikan angin tidak sampai membuat roda depan tidak stabil," katanya usai lomba seperti dilansir Daily Star.
"Saya harus memaksa leher saya dan bagian di mana saya cedera sebelumnya. Dan karena angin Anda juga harus menggenggam motor lebih kuat demi akselerasi," bebernya.
Lorenzo mengaku, kondisi ini membuatnya menderita sepanjang balapan. "Namun terlepas dari penderitaan fisik yang saya alami, saya tidak pernah memiliki perasaan yang baik, atau perasaan aman sepanjang pekan dan terutama saat balapan berlangsung," beber Lorenzo.
Jalan Buntu
Di tengah prestasi yang terus terpuruk, banyak spekulasi seputar masa depan Lorenzo di MotoGP. Bukan tidak mungkin pembalap berusia 32 tahun tersebut memilih pensiun.
Johann Zarco merupakan salah satu pembalap yang disebut-sebut berpotensi menggusur Lorenzo dari Honda. Apalagi penampilannya bersama tim satelit LCR Honda saat menggantikan pembalap Jepang Takaaki Nakagumi di Philip Island cukup menjanjikan.
Zarco yang baru saja berpisah dari tim KTM berhasil finis di depan Lorenzo pada posisi 13.
Michael Laverty orang dalam paddock, menilai Lorenzo sebenarnya sudah putus asa di Honda. Karena itu, menurutnya, Lorenzo sudah ingin berpisah dari tim tersebut.
"Ini adalah teori yang cukup umum di paddock di mana kedua belah pihak ingin berpisah, tapi tidak satupun yang mulai membuat pergerakan," kata Lavetry kepada Starsport.
"Lorenzo ingin Honda melepasnya. Tapi itu semua bermuara pada uang. Dia ingin tetap dibayar meski kontraknya diputus. Honda sendiri ingin dia berhenti sehingga tidak perlu mengeluarkan uang lagi. Itu rumor yang berkembang di paddock dan apa yang banyak orang katakan selama ini. Itu adalah jalan buntu bagi kedua pihak," bebernya.
Advertisement