Jakarta - Carolina Marin menjadi sorotoan dalam Malaysia Masters 2020. Pebulu tangkis asal Spanyol itu bahkan diprediksi bisa kembali meguasai sektor tunggal putri di musim ini.
Meski bukan unggulan, Carolin Marin berhasil menunjukkan kelasnya pada kompetisi Malaysia Masters 2020. Pada babak perempat final, Jumat (10/12020), atlet asal Spanyol itu berhasil mencundagi pebulutangkis India, Saina Nehwal.
Advertisement
Baca Juga
Tak butuh waktu lama bagi Carolina untuk menumbangkan Nehwal. Ia hanya butuh dua set dengan skor telak 21-8 dan 21-7. Performa tersebut menjadi bukti bahwa Carolina masih cukup diperhitungkan di kompetisi Super 500 tersebut.
Advertisement
Sayangnya, Marin tersingkir di semifinal setelah kalah dari pemain China, Chen Yu Fei. Namun, ini pertanda baik bagi Marin yang perjalanan tahun lalu tidak mulus.Â
Carolina Marlin mengalami cedea ACL (Anterior Cruciate Ligaments) kala berlaga dalam final Indonenesa Masters 2019.
Kondisi itu sempat membuat ranking Carolin Marin di BWF turun drastis. Namun musim ini, atlet asal Spanyol itu diprediksi bisa kembali kompetitif.
Setidaknya empat alasan yag bisa bikin Carolina Marin bisa kembali menjadi ancaman di sektor tunggal putri. Berikut rinciannya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
1. Semangat Bangkit
Setelah dihantam cedera, Carolina Marin benar-benar menepi dari dunia yang telah membesarkan namanya. Ya, atlet berusia 26 tahun itu tidak berlatih dan tidak menyentuh raket hingga 130 hari lamanya.
"Saya menghabiskan 10 jam setiap harinya untuk rehabilitasi dan untuk pemulihan. Sepuluh jam itu dibagi dalam beberapa sesi yaitu latihan fisik sampai teknik. Setiap pagi dan siang, saya menjalani sesi fisioterapi serta terapi di kolam renang," ujar Carolina Marin.
Namun Marin punya pandangan berbeda untuk menyongsong musim ini. Ia ingin melupakan cedera yang telah membuatnya terpuruk beberapa waktu lalu.
"Saya ingin melupakan cedera saya dan tampil sebaik yang saya miliki sebelumnya," jelas Marin kepada wartawan The Star.
Advertisement
2. Ingin Perbaiki Ranking
Semenjak dihantam cedera, ranking Carolina Marin turun drastis. Pada bulan November 2019, ia bahkan pernah menjadi tunggal putri berperingkat 18 dunia.
Kini performanya cukup baik, sejak Desember 2019, Marin bercokol di peringkat 10 dunia. Angka yang lumayan mengingat ia baru memulai kiprahnya kembali setelah lama dibekap cedera parah.
Motivasi tersebut menjadi alasan Marin untuk tampil lebih kompetitif musim ini.
"Saya ingin melakukan yang terbaik dan mencoba mendapatkan kembali betapa perasaan di setiap kompetisi yang saya ikuti," ujar Marin mengutip The Star.
3. Tampil Keren di Malaysia Masters 2020
Malaysia Masters 2020 bukan comeback Carolina Marin. Atlet asal Spanyol itu telah comeback di Vietnam Terbuka pada September 2019.
Comeback Marin kala itu juga sempat jadi sorotan. Pasalnya, ia kembali setelah tujuh bulan absen dari dunia bulu tangkis. Imbasnya, Marin merengkuh hasil buruk dalam kompetisi itu.
Saat itu, Marin kalah dari pemain non unggulan Thailand, Supanida Katethong, dua gim langsung dengan skor 22-24 dan 20-22. Namun, Carolina Marin yang sekarang berbeda.
Ia kembali unjuk gigi di Malaysia Masters 2020. Carolina Marin berhasil membungkam jagoan India, Saina Nehwal, dalam dua set langsung dengan skor telah 21-8 dan 21-7.
Advertisement
4. Catatan Tak Sembarangan
Carolina Marin memiliki catatan yang menakjubkan sepanjang karier bulu tangkisnya. Ia berhasil meraih medali emas Kejuaraan Dunia pada 2014 di Copenhagen, Denmark.
Satu tahun kemudian alias pada tahun 2015, Marin kembali mengulang hasil yang sama. Ia kembali merengkuh medali emas pada Kejuaraan Dunia di Jakarta. Saat itu, Marin menang atas unggulam kedua asal India, Saina Nehwal, dalam dua set langsung dengan skor 21-6 dan 21-19.
Tahun 2016 menjadi puncak karier Carolina Marin. Ia berhasil maraih emas di Olimpiade Rio 2016. Torehan itu membuatnya menjadi pebulutangkis Eropa kedua yang mencatat prestasi tersebut.
Hasil itu pula yang membuat Marin pernah menjadi penguasa sektor tunggal putri dunia.
Disadur Bola.com (Penulis Hesti Puji Lestari / Editor Wiwig Prayugi, Published 12/01/2020)