Jakarta - Liga Inggris 2019/2020 sudah melewati paruh kompetisi. Akibat ketatnya persaingan, sudah ada enam yang kehilangan pekerjaan. Watford bahkan melakukandua pergantian.
Korban sengitnya rivalitas itu adalah Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur), Unai Emery (Arsenal), Javi Gracia (Watford), Quique Sanchez Flores (Watford), Marco Silva (Everton), dan Manuel Pellegrini (West Ham United).Â
Baca Juga
Salah satu manajer yang belakangan santer teracam dipecat adalah Ole Gunnar Solskjaer. Manajer Manchester United itu gagal membawa perubahan yang berarti sejak menggantikan Jose Mourinho pada akhir tahun 2018.
Advertisement
Musim ini, Manchester United hanya mencatatkan 34 persen kemenangan. Ini menjadi torehan terburuk sejak 1990. Padahal manajemen klub telah melakukan pembelian besar dengan membeli bek Hary Maguire yang menghabiskan ongkos 80 juta pounds.
Terakhir, Manchester United kalah dalam dua pertandingan terakhir mereka di Liga Inggris kontra Liverpool dan Burnley. Jika melawan Tranmere di Piala FA The Red Devils kembali kalah, mungkin tak ada jaminan dewan klub mempertahankan sang Legenda.
Selain Solskjaer juga ada beberapa manajer yang diprediksi angkat kaki sebelum Liga Inggris berakhir. Berikut Bola.com merangkum para manajer yang berpeluang dipecat sebelum Liga Inggris 2019/2020 selesai dilansir Sportskeeda:
1. David Moyes
Tidak dapat dibayangkan jika West Ham United memecat dua manajer berbeda selama 2019-2020. Namun, performa The Hammers musim ini sangat mengerikan.
Penunjukkan David Moyes sebagai manajer pada 29 Desember 2019 tak memberikan jalan keluar. Malah sang manajer bisa saja ditendang untuk kedua kalinya.
Pendukung West Ham tengah was-was melihat jadwal tim kesayangan dalam empat pertadingan berikutnya. Mereka akan dua kali pertemu Liverpool dan menantang Manchester City.
Jika mereka kalah dalam 3 pertandingan tersebut menbuat ancaman degradasi semakin nyata. Padahal klub telah mengeluarkan uang hampir 100 juta pounds musim ini. Namun, klub London tersebut malah tercecer di urutan ke-17 klasemen Premier League.
Advertisement
2. Eddie Howe
Eddie Howe menjadi satu di antara manajer terlama Premier League. Ia telah mengasuh Bournemouth lebih dari tujuh musim.
Musim 2019-2020 performa Bournemounth sungguh malang. Dihuni pemain dengan potensi besar, mereka malah berada zona degradasi.
Howe gagal mengeluarkan potensi terbaik klub setelah beberapa pemain kunci seperti Joshua King, David Brooks dan Nathan Ake cedera. Belum lagi performa Diminic Solanke yang semakin buruk sejak pindah ke Stadion Vitality.
Eddie Howe merupakan legenda di sisi klub pantai selatan Inggris. Namun, jika performa Bournemoth tak kunjung membaik, opsi pemecatan bisa menjadi jawabannya.
3. Dean Smith
Dean Smith merupakan orang yang berjasa membawa Aston Villa promosi ke Premier League 2019-2020. Klub yang bermarkas di Villa Park tersebut juga menggelontorkan banyak yang di bursa transfer.
Namun, pembelian besar-besar ini tak membuat Aston Villa berada di posisi nyaman. Mereka terseok-seok di posisi ke-16 dengan jarak dua poin dari zona degradasi.
Situasi ini akan semakin pelik jika Aston Villa sampai terdegradasi ke Championship. Mereka akan terkena finansial fair play dan terpaksa menjual beberapa pemain.
Posisi Dean Smith akan semakin bahaya mengalami kekalahan dalam 6 laga selanjutnya. Terlebih pada beberapa laga tersebut, Aston Villa akan menghadapi Tottenham Hotspur dan Chelsea.
Advertisement
4. Daniel Farke
Daniel Farke berjasa membawa Norwich City promosi ke Premier League dengan status jawara Championship 2018-2019. Namun posisi mereka di Premier League musim ini sungguh memprihatinkan.
Norwich City duduk di dasar klasemen dengan mengemas 17 poin. Dari 24 pertandingan, mereka hanya meraih 4 kemenangan dan 5 imbang. Sisanya berakhir dengan kekalahan.
Norwich juga menjadi lumbung gol lawan setelah kebobolan 47 kali. Selisih gol Norwich juga mencapai -23.
Farke memiliki masa depan yang suram bersama Norwich. Kecil kemungkinan dia akan dipertahankan hingga akhir musim.
Â
Sumber asli: Sportkeeda
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Hanif Sri Yulianto/Editor: Yus Mei Sawitri, published 24/1/2020)