Jakarta - Liga Inggris 2019-2020 mencuatkan persaingan berbeda dibanding musim-musim sebelumnya. Meski tetap ada tim-tim raksasa, namun posisi mereka tersebut berasal dari start yang tak terlalu mulus, kecuali Liverpool dan Manchester City.
Enam klub besar tradisional di Liga Inggris memang tengah bermasalah. Namun, setiap klub memiliki pemain dengan performa bagus.
Contohnya adalah Pierre-Emerick Aubameyang. Arsenal sedang tak stabil, namun ia mampu mengemas 17 gol musim ini.
Advertisement
Begitu juga di Tottenham Hotspur, yang memiliki Dele Alli sebagai pemain bagus di armada asuhan Jose Mourinho. Alli bahkan tampil menjulang dengan peran barunya sebagai seorang penyerang, menggantikan Harry Kane yang cedera.
Berikut ini 6 pemain terbaik pada masing-masing enam klub di pentas Liga Inggris:
Â
Trent Alexander-Arnold (Liverpool)
Pelan namun pasti, Trent Alexander-Arnold menjadi kekuatan utama permainan Liverpool. Ia beroperasi dari sisi kanan, namun posisi full-back kerap berubah menjadi sayap kanan yang merangsek ke depan.
Pada musim ini, Trent Alexander-Arnold sudah berkontribusi terhadap 14 gol Liverpool di Premier League, dengan dua gol dan 12 asis. Raihan tersebut menjadikan Trent Alexander-Arnold sebagai bek terbaik dari sisi statistik sepanjang sejarah Premier League.
Â
Advertisement
Kevin De Bruyne (Manchester City)
Seperti tahun-tahun sebelumnnya, Kevin De Bruyne memberi nafas kehidupan bagi Manchester City. Satu di antara yang terbagus adalah kemampuannya melepas asis.
Pada musim ini, Kevin De Bruyne tampil brilian setelah hantu cedera tahun lalu. Kini, dia disebut sebagai King of Assist. Total, dia mampu membuat 96 peluang sepanjang musim ini. Ia sudah mengoleksi 16 asis, alias hanya berharap empat asis dari Thierry Henry.
Â
Mateo Kovacic (Chelsea)
Mateo Kovacic memiliki dua lambang. Ia menjadi ikon pemain muda Chelsea yang mampu menggeliat di tengah inkonsistensi permainan Chelsea. Selain itu, Mateo Kovacic berhasil membuat dirinya kekuatan di lini tengah armada Frank Lampard.
Formasi ideal yang dianggap bisa mengangkat performa Mateo Kovacic adalah keberadaan Jorginho. Permainan dua pemain tersebut membuat Chelsea bisa mencari solusi atas kebuntuan aliran bola ke depan. Mateo Kovacic tercatat mampu mengemas 86,3 persen umpan efisien.
Â
Advertisement
Dele Alli (Tottenham Hotspur)
Dele Alli sanggup menjaga ritme permainan Tottenham Hotspurs. Meski masih belum stabil seperti beberapa tahun lalu, performa Alli mampu mengangkat penampilan Tottenham Hotspurs.
Apalagi, ketika Tottenham Hotspurs kehilangan Harry Kane dan Song Heung-min, keberadaan Alli sangat menunjang. Walhasil, Alli mampu menunjukkan tak berpengaruh siapa yang menjadi manajer Tottenham Hotspurs, apakah Jose Mourinho atau Mauricio Pochettino.
Pada musim ini, Dell Alli sudah berkontribusi terhadap 14 gol Tottenham Hotspurs. Hal itu membuat pemuda berusia 23 tahun tersebut selalu menjadi krusial bagi skema Mourinho musim ini.
Â
Pierre Emerick Aubameyang (Arsenal)
Seperti Tottenham Hotspur, Arsenal tak terlalu sukses musim ini. Sejauh ini, mereka seperti tim semenjana, yang hanya berkutar di area 10 besar. Namun, secara individu ada nama Pierre Emerick Aubameyang yang menonjol.
Ia sudah mengemas 17 gol, dan membuatnya berstatus tertajam kedua di Premier League 2019-2020, hanya berselisih dua gol dari Jamie Vardy. Artinya, ia masih punya kesempatan meraih Golden Boot yang kedua.
Â
Advertisement
Marcus Rashford (Manchester United)
Sebelum cedera, Marcus Rashford menjadi bagian penting dari perjalanan Manchester United musim ini. Ia sudah mengemas 14 gol, dan itu melebihi pencapaian duo Liverpool, Sadio Mane dan Mohamed Salah.
Publik Manchester United berharap Rashford cepat sembuh. Walhasil, duet Rashford dan Bruno Fernandes bisa terealisasi di pentas Premier League.
Sumber : SportingLige, SkySports
Disadur dari Bola.com (Nurfahmi Budi)