Pandemi Corona Covid-19, Kapten Persela Sibuk Berhemat Atur Pengeluaran Rumah Tangga

Seperti pemain Persela lainnya, Eky Taufik hanya menerima 25 persen gaji dari klubnya.

oleh Ario Yosia diperbarui 17 Apr 2020, 11:18 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 09:00 WIB
Eky Taufik (Persela Lamongan)
Eky Taufik, pemain Persela. (Bola.com/Aditya Wany)

Lamongan - Bek sekaligus kapten Persela Lamongan, Eky Taufik, cukup merasakan efek langsung penghentian kompetisi Shopee Liga 1 2020 karena pandemi corona. Dampak paling terasa adalah di sisi finansial, setelah adanya aturan gaji 25 persen diberlakukan klubnya.

Menurut pemain asal Sragen, Jawa Tengah tersebut, dirinya harus berhemat agar pengeluaran tidak semakin besar. Di sisi lain, dia sudah punya istri dan anak.

"Pasti berdampak, apalagi saya sudah berkeluarga, tentunya kebutuhan semakin banyak," kata Eky Taufik.

Bagaimana pun, dia tidak bisa berbuat banyak karena penghentian kompetisi hingga aturan gaji 25 persen terjadi akibat pandemi virus corona. Itu terjadi di luar kendali.

"Kami harus tetap sabar dan menerima keputusan ini, memang semua pihak dengan adanya musibah ini dirugikan," sambungnya.

Dikatakan Eky Taufik, berhemat menjadi pilihan satu-satunya karena dia tidak punya usaha sampingan di luar sepak bola. Namun, dia akan segera merintis.

"Tentunya harus lebih irit pengeluaran," bek 29 tahun tersebut menambahkan.

"Sementara ini saya masih belum punya usaha sampingan, tapi ke depan mau merintisnya, berdasarkan pengalaman pahit pandemi corona COVID-19. Sulit jika hanya mengadalkan gaji sebagai pesepak bola," kata Eky Taufik.

Respons Nilmazar

Nilmaizar, Eky Taufik, Persela Lamongan
(Bola.com/Aditya Wany)

Sementara itu, pelatih Persela, Nilmaizar menanggapi usulan penghentian total kompetisi Shopee Liga 1 2020. Nil mengaku siap mendukung apapun keputusan yang terbaik untuk negara.

Nasib kompetisi Shopee Liga 1 2020 memang masih tanda tanya, mengingat semakin bertambahnya masyarakat terdampak virus corona. Tenggat penghentian sementara juga semakin dekat.

 

Komentar Nil

”Kami sekarang harus berempati dengan situasi darurat nasional. Kalau saya sih apapun keputusan yang terbaik untuk situasi nasional harus kami dukung bersama,” katanya.

”Karena situasi COVID-19 bukan main-main, ini bukan masalah setuju atau enggak setuju, kami harus mendukung apapun keputusan pemerintah,” timpal pelatih asal Sumatra Barat itu.

Tetapi, dia tetap menunggu keputusan PSSI. Karena hingga saat ini federasi sepak bola Indonesia belum menentukan sikap atas usulan yang dikeluarkan sejumlah klub tersebut.

 

Sumber asli: Bola.net

Disadur dari: Bola.net (Mustopa El Abdy, Published 16/4/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya