Jumlah Terinfeksi Corona Covid-19 di Indonesia Turun usai Capai 40.000 Pasien?

Masyarakat Indonesia diminta tidak perlu kaget atau panik jika pekan depan jumlah kasus positif Corona Covid-19 naik signifikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta- Masyarakat Indonesia diminta tidak perlu kaget atau panik jika pekan depan jumlah kasus positif Corona Covid-19 naik signifikan. Hal itu, menurut Pelaksana Tugas Deputi 2 BNPB Dody Ruswandi, seiring dengan naiknya kapasitas pengetesan spesimen yang dilakukan.

"Sebenarnya memang di daerah ini harapannya hasil positif itu memang kita targetkan untuk naik. Kenapa? Karena memang kemarin itu kita seharusnya kita itu ditargetkan bisa 10 ribu testing per hari oleh pak presiden," kata dia, dalam rapat bersama Komisi VIII, Selasa (12/5).

Tetapi karena kapasitas lab kita baik itu peralatan maupun SDM yang waktu itu masih terbatas. Tetapi gugus tugas pusat sudah berusaha meningkatkan semua kapasitas testing ini, lab ini, dan diharapkan mulai akhir minggu ini sudah bisa naik," imbuhnya.

Menurutnya, kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 tersebut dilakukan agar penyelesaian pandemi yang disebabkan virus corona covid-19 itu bisa lebih cepat dilakukan. Menurut Dody kenaikan jumlah orang positif Covid-19 ditargetkan hingga 40 ribu pasien.

"Sehingga nanti mungkin jangan kaget bapak ibu bahwa minggu depan itu akan cenderung banyak naiknya. Secara teknis memang harus begitu, karena supaya kita bisa mempercepat selesainya corona covid-19 ini, memang jml testing harus kita naikkan," terang dia.

"Harapan kita bisa mencapai 40 ribu, supaya itu bisa mewakili daerah merah yang kita anggap mewakili daerah tersebut," lanjut dia.

 

Kenaikan Jumlah

Menurut dia, kalaupun nanti terjadi kenaikan jumlah positif hal itu tidak lantas berdampak pada kenaikan jumlah mereka yang dirawat di rumah sakit. Sebab sejauh ini hanya mereka yang sakit berat, hingga kemudian meninggal dunia yang dirawat di RS.

"Tetapi kalau nanti mereka naik, ini kan memang tidak ada hubungan langsung testing dengan yang di rumah sakit. Yang kita jaga adalah justru yang meninggal, yang meninggal ini memang secara statistik di Indonesia itu memang sampai 6-7 persen itu yang kritis dari semua yang positif," ujar dia.

Dapat Dikendalikan

Rapid Test Covid-19 di Terowongan Kendal Jakarta
Petugas kesehatan melaksanakan tes diagnostik cepat Covid-19 di Terowongan Kendal, Jakarta, Rabu (6/5/2020). Pemeriksaan yang diselenggarakan BIN tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari orang yang berpotensi terpapar saat beraktivitas di ruang publik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta misalnya sudah mulai menunjukkan tren dapat dikendalikan. Hal tersebut merupakan hasil pemantauan yang dilakukan terhadap 12 rumah di Jakarta yang merawat pasien Covid-19.

"Dan di Jakarta sendiri, di DKI di Jabodetabek itu 12 prioritas RS itu sekarang memang sudah mulai terkendali, tidak penuh lagi pasien-pasien Covid-nya," ungkapnya.

Perkuat Layanan Kesehatan

Dengan adanya kecenderungan jumlah kasus positif di daerah bakal mengalami kenaikan, maka hal perlu dilakukan yakni memperkuat kapasitas layanan kesehatan di daerah seperti ketersediaan rumah sakit untuk merawat pasien.

"Karena di daerah kemampuan testing ini akan ditingkatkan, kecenderungan sekarang nanti harus meningkatkan juga kapasitas RS di daerah. Dan saat ini sedang berlangsung di beberapa daerah, BNPB dengan Kementerian PU meningkatkan fasilitas-fasilitas untuk RS darurat, di mana ada yang kita relokasi baru, ada yang menyiapkan RS-RS darurat dari gedung-gedung ataupun tempat-tempat yang tidak dipakai," tandasnya. 

Disadur dari Merdeka.com (Wilfridus Setu Embu/Ded)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya