Brasil Jadi Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Terbesar Keenam di Dunia

Brasil mencatat jumlah kasus baru Virus Corona COVID-19 yang melampaui penghitungan Prancis pada Rabu 13 Mei 2020, sehingga menjadi negara yang memiliki jumlah kasus terbesar keenam di Dunia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Mei 2020, 11:29 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 11:29 WIB
Ilustrasi menggunakan masker.
Ilustrasi menggunakan masker. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta- Brasil mencatat jumlah kasus baru Virus Corona COVID-19 yang melampaui penghitungan Prancis pada Rabu 13 Mei. Brasil kini menjadi negara yang memiliki jumlah kasus terbesar keenam di Dunia.

Dalam 24 jam terakhir, pemerintah mengonfirmasi 11.385 kasus baru dan menjadikan jumlah totalnya menjadi 188.974 kasus Virus Corona COVID-19 sejak wabah dimulai. Pada Rabu pagi, Prancis merevisi jumlah total kasus yang dikonfirmasi dan diduga turun 0,3 persen menjadi 177.700.

Akibat penduduk berlindung di rumah, dan banyak pemerintah negara bagian dan lokal menginstruksikan sebagian besar bisnis untuk ditutup agar memperlambat penyebaran virus, pandemi Virus Corona telah sangat mempengaruhi ekonomi Brasil.

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro telah bersitegang dengan gubernur negara bagian selama berminggu-minggu atas lockdown itu, ia mengatakan pemberlakuan tersebut menyebabkan lebih banyak kerusakan melalui kehilangan pekerjaan daripada penyakit itu sendiri, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (14/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Penurunan Tahunan Terbesar

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Pada Rabu lalu, Kementerian Ekonomi Brasil memperkirakan ekonomi negaranya akan mengalami kontraksi 4,7 persen pada tahun 2020. Ini merupakan penurunan tahunan terbesar sejak pencatatan dimulai lebih dari seabad yang lalu.

Kementerian memperkirakan setiap pekan, karantina merugikan ekonomi 20 miliar reais (Rp 50 triliun).

Presiden Jair Bolsonaro menyatakan pusat kebugaran dan salon kecantikan sebagai layanan "penting" yang dapat membuka bisnis, serta mengancam tindakan hukum terhadap pemerintah daerah yang tidak mematuhi.

Gubernur Sao Paulo, Joao Doria mengatakan pada 13 Mei, bahwa ia tidak akan mematuhi keputusan Presiden Jair Bolsonaro.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya