Liputan6.com, Jakarta Sekitar ratusan warga Uni Emirat Arab (UEA) menjalankan puasa untuk pertama kali di bulan ramadan kali ini. Itu setelah mereka memutuskan untuk memeluk agama Islam pada awal tahun.
Melansir The National, Jumat (15/5/2020), setidaknya 852 orang telah menjadi Muslim antara bulan Januari dan April 2020. Angka ini naik dari yang sebelumnya berjumlah 838, selama periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Meskipun bulan suci tahun ini berbeda bagi umat Islam di seluruh dunia karena pandemi COVID-19, beberapa orang yang baru menjadi Muslim itu membagikan cerita mereka menjalani puasa Ramadan untuk pertama kalinya.
Advertisement
Tinggal di Timur Tengah, menjadi seorang Muslim dan berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam adalah skenario yang Sean Bessit tidak pernah bayangkan sebelumnya.
Dia tumbuh di lingkungan keluarga Kristen di Skotlandia, bertempur dalam pasukan Inggris pada usia 16 tahun dan bertemu seorang Muslim lainnya untuk pertama kalinya di Jerman pada akhir 1980-an.
Bessit, yang sekarang berusia 51 tahun dan tinggal di Ajman, memutuskan menganut agama Islam pada bulan Maret ini dan sedang mengamati puasa Ramadan pertamanya sebagai seorang Muslim baru.
Dia mulai belajar tentang agama beberapa tahun yang lalu ketika dia melakukan beberapa kunjungan pertamanya ke UEA.
"Perusahaan tempat saya bekerja di Berlin mengirim saya ke UEA pada 2016. Saya tidak pernah banyak berhubungan dengan Muslim dan saya hanya memiliki foto-foto militer dalam pikiran saya, seperti perang di Irak dan Afghanistan yang telah berlangsung," ujar Bessit, yang bekerja di sebuah perusahaan IT.
"Kemudian ketika saya pindah ke sini dan mulai tinggal di sini, saya menyadari sebagian besar teman saya adalah Muslim dan kami menjadi sangat akrab. Mereka mengajari saya lebih banyak tentang Islam dan mengubah pendapat saya. Ketika saya melihat ke dalamnya dengan lebih detail, saya menyadarinya persis apa yang saya cari," jelasnya lagi.
Â
Â
Tantangan Selama Puasa
Berpuasa selama bulan Ramadan juga menjadi pengalaman baru bagi Bessit, yang mengatakan bahwa perjalanannya "berbeda" dari yang ia harapkan.
Dia mengatakan pembatasan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah menambah tantangan karena teman-temannya tidak bisa membantunya untuk melakukan doa yang dibacakan dalam bahasa Arab.
"Dengan cepat menjadi jelas bagi saya bahwa Ramadan tidak hanya sekadar puasa," kata Bessit.
“Saya menetapkan target untuk berdoa sesering mungkin, membaca dan memahami sebanyak mungkin dari Al-Qur'an. Melakukan ini selama di rumah menghadirkan tantangan yang lebih besar.
“Tantangan terbesar saya adalah mempelajari doa-doa dalam bahasa Arab dan membacanya, karena saya masih memiliki hambatan. YouTube membantu dengan pengucapan tetapi sangat kontradiktif."
Advertisement
Puasa Pertama
Â
Ivan Knightsbridge (40) pindah ke Dubai dari Rusia setahun yang lalu, tetapi kunjungannya ke UEA yang cukup sering membantunya belajar tentang Islam.
Dia memutuskan untuk pindah agama pada 20 Maret dan mulai mempersiapkan Ramadan sejak sebulan sebelumnya dengan mengubah kebiasaan tidur, makan, dan berolahraga sehingga dia bisa beradaptasi dengan baik untuk berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam.
"Tantangan pertama saya adalah saya melakukan latihan fisik pada malam sebelum Maghrib, doa malam, ketika sepanjang hari saya berpuasa," kata Knightsbridge, yang bekerja sebagai agen real estat.
“Tantangan kedua adalah tidak minum air sepanjang hari. Tetapi jika saya tidak fokus pada makanan atau minuman dan berkonsentrasi pada klien saya dan membaca Al-Qur'an, waktu berlalu dengan cepat dan membantu saya fokus pada kepercayaan saya," tambahnya lagi.
Dia mengatakan Ramahan telah membantunya meningkatkan beberapa kebiasaannya, seperti memastikan dia bersikap sopan, berpikiran suci dan cermat bertindak.
Knightsbridge kerap mengunjungi UEA sejak 2012 dan mengamati bagaimana umat Islam mempraktikkan keyakinan mereka.
"Saya belajar tentang agama melalui teman-teman dan dengan berbicara kepada orang lain," katanya.