8 Pemain Cedera, Kelanjutan Bundesliga Dianggap Kesuksesan Semu

Bundesliga menjadi kompetisi elite pertama di Eropa yang kembali bergulir setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 19 Mei 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 16:30 WIB
Bayer Leverkusen Vs Werder Bremen
Pemain Bayer Leverkusen, Mitchell Weiser, mencetak gol ke gawang Werder Bremen pada laga Bundesliga di Weserstadion, Bremen, Senin (18/5/2020). Bayer Leverkusen menang 4-1 atas Werder Bremen. (AP/Stuart Franklin)

Liputan6.com, Jakarta Pemilik klub Serie A, Udinese, Giampaolo Pozzo, mengritik penyelenggaran Bundesliga. Menurut Pozzo, pihak penyelenggara hanya menyuguhkan kesuksesan yang semu saat memulai lagi kompetisi.

Bundesliga menjadi kompetisi elite pertama di Eropa yang memutuskan untuk bergulir lagi setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Sejak akhir pekan lalu, klub-klub sepak bola di Jerman sudah kembali bertanding untuk menyelesaikan laga yang masih tersisa pada musim 2019/2020.

Banyak yang memuji langkah Bundesliga. Presiden La Liga, Javier Tebas bahkan menganggap langkah itu ikut menambah rasa percaya diri mereka untuk menempuh langkah yang sama di Spanyol.

"Selamat untuk Bundesliga sebab mereka sudah melakukan upaya luar biasa," katanya.

"Kami sudah bekerjasama dan bahu membahu bersama mereka selama beberapa bulan terakhir ini dan bertukar ide dan protokol dan saya sangat bangga terhadap Bundesliga sebab itu bukan langkah mudah, tapi mereka jadi yang pertama dan jadi panutan," bebernya.

 

Kesuksesan Semu

giampaolo-pozzo-undinese-130204c.jpg
Pemilik Udinese, Giampaolo Pozzo.

Namun tidak semua memuji langkah Bundesliga. Pozzo justru sebaliknya. Menurutnya, kesuksesan yang ditunjukkan Bundesliga justru bersifat semu sebab kompetisi itu dimulai dengan cara yang buruk. "Meski mereka memasarkannya dengan sukses, tapi mereka sebenarnya memulai dengan cara yang buruk," katanya kepada Radio Sportiva seperti dilansir dari Football-Italia.net.

"Apa yang bisa diharapkan dari cedera yang terjadi. Ada delapan pemain yang cedera pada delapan pertandingan pertama," bebernya.

Pozzo menilai, situasi itu membuktikan bahwa persiapan para pemain tidak ideal. kondisi ini akan lebih parah bila setiap pekan klub dipaksa tampil dua kali demi menuntaskan liga.

"Ketika kita harus tampil dua kali dalam sepekan, butuh 30 pemain dalam satu tim untuk menuntaskan liga, hanya demi menghindari cedera saja," kata Pozzo.

 

Serie A Belum Jelas

Juventus Cukur Udinese 4-0
Pemain Juventus Paulo Dybala (tengah) membawa bola melewati para pemain Udinese pada pertandingan Coppa Italia 2019/2020 di Allianz Stadium, Turin, Italia, Rabu (15/1/2020). Juventus menang 4-0. (Fabio Ferrari/LaPress via AP)

Sama halnya dengan Bundesliga, Serie A juga terpaksa dihentikan sejak 9 Maret lalu gara-gara pandemi virus Corona Covid-19. Dan sampai saat ini belum ada kejelasan kapan kompetisi sepak bola di Negeri Pizza itu akan dilanjutkan kembali.

Meski aturan lockdown sudah mulai dilonggarkan dan para pemain sudah diizinkan berlatih di lapangan, operator Seri A dan FIGC belum juga mendapat lampu hijau dari pemerintah untuk melanjutkan liga.

Pozzo sebelumnya juga mengritik langkah Serie A yang berniat melanjutkan kompetisi mulai 13 Juni 2020. Lewat surat yang dikirimkan kepada Lega, pria berusia 78 tahun itu menyatakan tidak setuju dengan ide itu.

 

Isi Surat Pozzo

"Maaf, ada beberapa kesalahpahaman. Kami selalu membantu Lega dengan kolaborasi maksimal dan saling menghargai dalam 35 tahun saya berkecimpun di dunia ini.

Semuanya dimulai dengan laga tertutup melawan Fiorentina, yang harus melalui banyak tes pada saat itu. Kami juga diminta wajib menjalani karantina mandiri.

“Dokter kami harus meraba-raba karena tidak ada undang-undang yang menjelaskan tanggung jawab mereka.

Untuk meyakinkan pekerja saya, para dokter dan direktur, kecuali saya, maka saya merasa berkewajiban untuk mengirim surat kepada [Vincenzo] Spadafora.

Ini tidak berarti kami tidak ingin bermain, tetapi kami tidak setuju untuk bermain lagi pada 13 Juni.

Saya pikir ini seperti mengingkari kecerdasan kita. Setelah dua setengah bulan tidak berlatih di rumah, pemain butuh lebih banyak waktu, setidaknya satu bulan, untuk kembali ke bentuk semula dan merasa yakin.

atihan kompetitif tidak bisa dilakukan di rumah."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya