Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Pembina Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN), Suhendra Hadikuntono turut prihatin dengan krisis internal yang terjadi di PT Liga Indonesia Baru (LIB). Seperti diketahui saat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa hari lalu, empat pengurus memilih mundur.
Suhendra berharap apa yang terjadi dengan PT LIB tidak dipolitisasi. Menurut dia,riak-riak kecil di tubuh PT LIB yang merupakan bagian dari PSSI sebagai hal biasa. PT LIB pun bakal menghelat RUPS luar biasa untuk memilih pengurus baru.
"PSSI ini organisasi besar. Bila ada riak-riak di dalamnya, itu hanya badai kecil di dalam gelas. Jadi, jangan dipolitisasi. PSSI fokus dengan program kerja yang sudah diagendakan," katanya seperti rilis yang diterima media.
Advertisement
Senin (18/5/2020) lalu, Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Somantri mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT LIB. Dia menyusul tiga komisaris PT LIB yang mengundurkan diri yakni Sonhadji, Hasani Abdulgani dan Hakim Putratama.
Keempatnya memilih mundur karena beralasan sudah tidak satu visi lagi dengan pengurus lainnya.
Â
Permasalahkan Status
Belakangan, posisi Anthony Chandra Kartawiria sebagai Direktur Busnis PT LIB juga dipertanyakan. Pasalnya, Anthony pernah tersandung kasus hukum saat menjabat Direktur Keuangan PT MNC Vision Network milik Harry Tanoesoedibjo. Namun status tersangka Anthony kemudian dihentikan melalui Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) oleh Kejaksaan Agung.
"Anthony itu profesional dan latar belakangnya jelas. Jadi tak ada yang perlu dipermasalahkan," kata Suhendra.
Perbedaan visi dalam sebuah organisasi usaha seperti PT LIB, kata Suhendra, merupakan hal biasa, jika itu benar terjadi. Tapi Suhendra tidak yakin itu perbedaan visi, karena visi PT LIB itu sudah jelas dan mengikat semua pihak.
Suhendra justru menduga alasan perbedaan visi itu dicari-cari atau dipolitisasi. Dia menilai ada yang punya kepentingan terselubung di balik ini.
Advertisement
Sportif
Dia berharap ada jajaran direksi baru yang bisa menggantikan pihak-pihak yang mundur. Dia berharap semua bersikap sportif menyikapi masalah ini.
"Kalau sudah begini, yang punya hak prerogratif untuk mengambil keputusan adalah Ketua Umum sebagai pucuk tertinggi pimpinan di PSSI yang merupakan pemegang saham mayoritas PT LIB. Kalau Ketua Umum sudah memutuskan RUPS PT LIB digelar usai Lebaran, ya harus diikuti. Pihak-pihak yang sudah menyatakan mundur, hendaknya legawa untuk diganti yang lain, jangan malah mempolitisasi. Tunjukkan sikap kesatria dan sportivitas di dunia olah raga,"ujarnya.