Rencana Besar Greysia Polii Setelah Gantung Raket

Pebutangkis ganda putri, Greysia Polii, sudah memikirkan rencana yang mungkin dijalani setelah gantung raket alias pensiun.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 18 Jun 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2020, 08:00 WIB
Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Pebutangkis ganda putri, Greysia Polii, ingin mencoba menjadi enterpreneurship atau berwiraswata. Rencana ini kemungkinan akan dijalani setelah gantung raket alias pensiun. 

Greysia Polii saat ini sudah berusia 32 tahun. Ia semakin mendekati pengujung kariernya di bulutangkis. Bahkan, ada yang memprediksi Olimpiade Tokyo pada tahun depan akan menjadi olimpiade terakhir bagi Greysia. 

Pemain berdarah Manado itu mengakui rencana pensiun mau tak mau sudah kerap dipikirkannya. Ia sudah mempersiapkan diri selama beberapa waktu. 

"Saya sudah berpikir tentang masa depan, apa yang akan saya lakukan setelah pensiun. Saya sudah mempersiapkan diri selama beberapa waktu," kata Greysia, seperti dilansir BWF, Selasa (16/6/2020). 

"Ini semua tentang waktu, saya hanya mempersiapkan diri, bakal menikah, memulai berkeluarga, kemudian melakukan hal-hal selain bulutangkis, mungkin menjajal berwiraswasta. Saya memikirkan apa yang bisa dilakukan sesuai kemampuan saya," sambung Greysia. 

Greysia Polii bersama Apriyani kini masih menghabiskan waktu di Pelatnas PBSI secara penuh dalam tiga bulan terakhir. Porsi latihan sudah ditingkatkan sejak dua pekan lalu supaya kondisi pemain kembali maksimal saat BWF World Tour kembali bergulir pada September 2020. 

Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga terus menggeber persiapan menghadapi Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung tahun depan. Pasangan peringkat delapan dunia ganda putri tersebut sudah mengantongi tiket untuk tampil di event bergengsi itu. 

 

Meningkatkan Diri

Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. melakukan selebrasi usai menaklukkan wakil Denmark, Maiken Fruergaard/Sara Thygesen, pada laga final Indonesia Masters di Istora, Jakarta, Minggu (19/1). Greysia/Apriyani menang 18-21, 21-11, dan 23-21. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Banyak hal yang dikakukan Greysia selama masa karantina di Pelatnas dalam tiga bulan terakhir. Dia terus mengevaluasi performa dirinya dan Apri. 

"Selain hal-hal di luar bulutangkis, saya tentu juga banyak berpikir soal bulutangkis selama tiga bulan terakhir ini. Saya perlu meningkatkan apa yang menjadi titik lemah saya dan juga meningkatkan kekuatan saya," jelas Greysia. 

"Saya juga mendengarkan pelatih. Masih banyak hal yang harus ditingkatkan dari tenaga saya, dan masih banyak waktu memperbaikinya," imbuh Greysia. 

Sumber: BWF

Disadur dari: Bola.com (penulis/editor, Yus Mei Sawitri, published 14/6/2020)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya