Manchester - Pelan namun pasti, kinerja Manchester United (MU) di Liga Inggris mulai mapan berkat sentuhan Ole Gunnar Solskjaer. Tim berjuluk Setan Merah itu punya kans besar finis di zona Liga Champions.
Di sisi lain, MU juga berpeluang meraih trofi di ajang Liga Europa dan Piala FA. Sihir Solskjaer mulai bekerja.
Terkini, MU memperpanjang tren positif dengan menang atas tuan rumah Brighton & Hove Albion pada laga ke-32 Liga Inggris. MU menang 3-0 di American Express Community Stadium, Rabu (1/7/2020) dini hari WIB.
Advertisement
Tambahan tiga poin membawa MU naik ke peringkat kelima klasemen dengan 52 poin dari 32 pertandingan. Peluang Setan Merah untuk finis di posisi empat besar tetap terjaga.
David De Gea dan kolega hanya berselisih dua angka dari Chelsea yang ada di posisi keempat. "Yang paling penting adalah tiga poin. Tapi kami main bagus dan hasilnya bagus," ujar Bruno Fernandes, pencetak dua gol bagi MU di kandang Brighton, seperti dikutip kepada Sky Sports.
"Kami tidak kebobolan lagi, itu penting. David de Gea membuat dua atau tiga penyelamatan hebat. Kami sangat senang."Â imbuhnya.
Gelandang serang asal Portugal itu optimistis dengan kondisi mental dan performa stabil yang saat ini sedang ditunjukkan. Setan Merah akan mampu memenuhi target finis empat besar dan berlaga di Liga Champions Eropa musim depan.
"Kami berjuang untuk tiket Liga Champions dan kami tahu kami bisa meraihnya," tutur Fernandes.
Kemenangan di kandang Brighton juga memperpanjang laju positif MU yang belum menelan kekalahan dalam 15 pertandingan terakhirnya di semua kompetisi.
Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer menilai timnya kini tengah berada dalam kepercayaan diri. Sehingga bisa meraih 11 kemenangan dan empat hasil imbang dalam 15 laga beruntun di semua kompetisi.
"Saya tidak peduli soal membuat pernyataan, saya tahu kami tim yang bagus. Kami penuh rasa percaya diri dan juga kualitas. Para pemain menampilkan permainan luar biasa," kata Solskjaer seperti dikutip Sky Sports.
Melihat tren positif yang ditunjukkan MU, pelatih asal Norwegia itu dijagokan bakal mengembalikan kejayaan klub musim depan. Ia jadi penantang serius Jurgen Klopp dengan Liverpoolnya dalam perburuan juara Liga Inggris musim depan. Simak alasan-alasannya di bawah ini:
Â
Saksikan Video MU di Bawah Ini
Sukses Membersihkan Tim dari Racun
Ole Gunnar Solskjaer sukses mengurai akar masalah yang terjadi di Manchester United. Di era Jose Mourinho, banyak pemain yang tak tampil sepenuh hati membela klub.
Ole kemudian menyingkirkan pemain-pemain yang ia nilai bisa menjadi racun atau punya potensi merusak keutuhan tim. Romelu Lukaku, Alexis Sanchez, Ashley Young, Chris Smailing, Marcos Rojo, dan sejumlah pemain lainnya yang tak lagi punya hati buat United ia persilahkan pergi dari Old Trafford.
Pada awalnya Manchester United terlihat goyah karena ditinggal sejumlah pemain kunci, namun dengan kondisi tim yang lebih kondusif, Marcus Rashford dkk. perlahan bangkit.Â
Para pemain yang ada di tim punya satu tujuan: sama-sama ingin mengembalikan kejayaan United.
Advertisement
Pembelian Pemain yang Tepat
Sejak mendarat ke Old Trafford, Ole Gunnar Solskjaer mendatangkan sejumlah pemain baru. Beberapa di antara mereka bukan sosok yang beken-beken amat, tapi amat berguna menutupi kelemahan tim.
Daniel James, Aaron Wan-Bissaka, Harry Maguire, membuat performa Manchester United tampak lebih segar.
Strategi transfer Ole pada jendela transfer tengah musim bisa dibilang brilian. Ia meminang Odion Ighalo dan Bruno Fernandes yang langsung on-fire bersama United.
Ighalo bukan striker kelas dunia, namun ia jadi sosok yang penting menyelesaikan masalah kemandulan dan ketiadaan sosok target man.
Bruno perannya lebih sentral lagi. Lini tengan Red Devils kini tampil lebih agresif dan ofensif. Ia jadi raja assist. Kolaborasinya dengan Paul Pogba amat mematikan bagi tim lawan.
Â
Suara Lebih Didengar Manajemen
Berstatus sebagai legenda klub, suara Ole Gunnar Solskjaer lebih didengar oleh manajemen klub dibanding Jose Mourinho.
Jose sempat mengeluh soal strategi belanja pemain yang tak sesuai keinginannya, ia meminta seorang bek tengah namun tak diluluskan petinggi klub. Beda dengan Ole, semua keinginannya didukung. Ambil contoh saat dirinya meminta kebutuhan yang kurang lebih sama dengan Jose. Harry Maguire didaratkan di Old Trafford.
Pelatih asal Norwegia itu juga bisa bekerja dengan tenang karena mendapat dukungan dari eks pemain-pemain United lainnya, yang selama ini dikenal kritis pada pelatih setelah era Sir Alex Ferguson. Hal ini membuatnya bisa nyaman bekerja. Mirip-mirip dengan Jurgen Klopp di Liverpool saat ini.
Advertisement
Hubungan yang Harmonis dengan Pemain Muda
Manchester United dikenal sebagai klub produktif mencetak pemain lewat jalur akademi. Di era Jose Mourinho, hanya sedikit pemain yang dapat kesempatan bermain di tim utama.
Ole datang, semua berubah. Satu per satu pemain didikan akademi dapat pentas bermain. Membayar kepercayaan, mereka yang tampil dengan rasa kebanggaan memberi kontribusi besar buat tim. Tengok saja yang ditunjukkan Mason Greenwood serta Brandon Williams yang memesona ketika membela United sepanjang musim ini.
Sosok Motivator Ulung
Ole Gunnar Solskjaer juga lihat memotivasi para pemainnya. Ia dikenal dekat dengan seluruh anggota skuat. Komunikasi intens dilakukan di dalam dan luar lapangan.
Anthony Martial, Marcus Rashford, Andreas Pereira, yang di era Jose Mourinho kerap jadi sasaran kritik terlihat lebih percaya diri saat berlaga di lapangan. Mereka jadi kartu as permainan cepat menakutkan ala Manchester United di era Ole.
Hal serupa dirasakan Fred dan Nemanja Matic, yang sempat diprediksi bakal berkarier pendek di Manchester United. Di tangan Ole kemampuan terbaik mereka berdua keluar. Lini tengah Setan Merah terlihat lebih solid dan punya banyak opsi yang membuat lawan kesulitan menebak permainan mereka.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari Bola.com (Penulis / Editor Ario Yosia, Published 2/7/2020)
Advertisement