Liputan6.com, Jakarta Legenda hidup timnas Belanda Ruud Gullit, punya pendapat unik atas keberhasilan Bayern Munchen menjuarai Liga Champions musim ini. Menurutnya, keberhasilan mematikan gerakan Nyemar di babak final menjadi kunci kemenangan Die Rotten melawan Paris Saint Germain (PSG), dini hari tadi.
Bayern Munchen berhasil menjuarai Liga Champions musim ini usai mengalahkan PSG 1-0 pada babak final yang berlangsung di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal, Senin dini hari WIB (24/8/2020).
Baca Juga
Profil Jonathan David, Pemain Internasional Kanada yang Bawa Lille Tahan Imbang Juventus di Liga Champions
Profil Nicolo Zaniolo, Pemain Baru Atalanta yang Cetak Gol Perdana saat Menang Lawan Stuttgart di Liga Champions
Profil Karim Konate, Pahlawan RB Salzburg yang Mencetak "Brace" saat Lawan Feyenoord
Ini merupakan trofi si Kuping Besar keenam yang berhasil dibawa pulang oleh Bayern Munchen setelah tahun 1974, 1975, 1976, 2001, dan 2013. Trofi Liga Champions juga sekaligus melengkapi gelar treble winner Bayern Muchen usai merebut Bundesliga dan Piala DFB Pokal musim ini.
Advertisement
Kingsley Coman menjadi penentu kemenangan Bayern Munchen saat melawan PSG. Gol tunggal yang dicetaknya pada menit ke-59 membawa timnya unggul 1-0 hingga laga usai.
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Pendapat Gullit
Namun seperti dilansir Metro.co.uk, Gullit punya pandangan berbeda. Menurutnya, aksi Serge Gnabry sesaat sebelum tandukan Coman merobek jala PSG, justru kunci utama keberhasilan Bayern merebut gelar juara.
Eks pemain Arsenal itu sempat menjegal Neymar dan menendang kepalanya. Insiden ini sempat memicu ketegangan antarpemain dan wasit mengganjar Gnabry dengan kartu kuning.
Meski aksi ini banyak menuai kritik, peran Gnabry menurut Gullit sangat besar dalam meredam pergerakan PSG di babak kedua.
"Momen kunci pada pertandingan ini adalah ketika Gnabry memberi tendangan kecil kepada Neymar. Itu adalah momen kunci," kata Gullit kepada beIN Sports dilansir Metro.
"Saya senang dia melakukannya, karena itulah yang Anda butuhkan," kata Gullit lagi.
Advertisement
Intimidasi Penting
Menurut, Gullit yang semasa aktif sebagai pemain pernah merasakan dua gelar Eropa, agresi dan intimidasi merupakan bagian dari permainan. Karena itu, dia mendukung langkah yang dilakukan Gnabry kepada Neymar.
"Anda butuh sedikit agresi dan intimidasi. Dan dia menunjukkan aksi itu. Lalu tiba-tiba sesuatu terjadi di tim itu dan mereka mencetak gol," kata mantan pemain AC Milan itu.
Komentar Gnabry
Terpisah, Gnabry menyambut gembira keberhasilan Bayern Munchen merebut trofi Liga Champions musim ini. Dia senang, karena kerja keras yang mereka lakukan selama ini akhirnya terbayarkan saat bertemu PSG.
"Memenangkan trofi hari ini menjadi momen terbaik yang terjadi pada kami. Kami bekerja sangat keras dan pada akhirnya kami menjadi tim terbaik di Eropa," katanya kepada BT Sport.
"Ini final, Paris datang untuk menang dan kami juga. Tidak ada yang ingin menyerah dengan mudah, tapi kami mampu melalui itu,"ujarnya.
"Selama skor masih 0-0, peluang bagi kami selalu terbuka. Tentu mereka juga punya peluang. Sangat beruntung sekali mereka tidak mencetak gol dan kami yang melakukannya."
Advertisement