Liputan6.com, Jakarta Suporter Manchester United (MU) akhirnya terhibur lewat kemenangan 1-3 yang diraih atas Everton pada lanjutan Liga Inggris, akhir pekan lalu. Hasil ini menjadi penyejuk setelah dalam dua laga sebelumnya, Setan Merah dilanda kekalahan beruntun di ajang liga domestik dan Liga Champions.
Hasil ini sekaligus memberi angin segar kepada manajer MU, Ole Gunnar Solskjaer, yang dalam dua partai terakhir menuai kritik pedas dari berbagai penjuru. Pelatih asal Norwegia itu sempat menuai kecaman saat Setan Merah dipermalukan Arsenal 0-1 dan kalah 1-2 dari Istanbul Basaksehir.
Seperti dilansir dari Manchester Evening, menukangi MU sebenarnya bukan pekerjaan mudah. Beban yang dirasakan Solskjaer sangat besar mengingat skuat Setan Merah pernah bergelimang trofi. Nama besar MU terkadang membuat fans tidak sabar ingin melihat kembali kebangkitan tim kesayangannya.
Advertisement
Sir Alex Ferguson, manajer terbaik MU juga pernah mengalami tekanan ini. Namun pria asal Skotlandia itu mampu bertahan dan melanjutkan kejayaan yang juga lama vakum setelah era Matt Busby.
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Berani Tampil Beda
Berbeda dari manajer-manejer sebelumnya, Solskjaer bukanlah sosok yang berapi-api. Dia cenderung tenang bahkan ketika timnya mengalami kekalahan menyakitkan. Tidak jarang sikap Solskjaer yang hanya mengangkat bahu saat jumpa pers membuat kesal para pendukungnya yang sudah geregetan.
Meski demikian, bukan berarti Solskjaer sosok lemah. Sebaliknya, mantan pemain MU itu juga bisa marah ketika ada yang dianggap benar-benar mengganggu perjalanan timnya di liga. Sikap ini terlihat ketika Solskjaer ditunjukkan Solskjaer usai pertandingan melawan Everton, Sabtu (7/11/2020) lalu.
"Kami disiapkan untuk gagal," kata Solskjaer dalam wawancara TV setelah pertandingan.
"Saya berkata kepada Anda sebelumnya, saya ingin berbicara tentang waktu kick-off. Mereka membuat para pemain gagal. Hari ini pemain kami, Luke Shaw cedera karena kami habis dari Turki, kami telah memainkan banyak pertandingan. musim ini, kami telah berkunjung ke Turki pada Rabu malam, kembali pada Kamis pagi dan kami bermain pada hari Sabtu di kick-off , itu benar-benar berantakan."
Tidak pernah, Solskjaer semarah ini saat jumpa pers. Bahkan menurut catatan pundit sepak bola, Gary Lineker, itu merupakan salah satu karakter Solskjaer yang belum pernah terlihat selama ini.
Advertisement
Percaya Diri
Meski demikian, masih terlalu dini menjadikan kemenangan atas Everton sebagai titik kebangkitan MU yang sudah cukup lama terpuruk. Saat ini, Setan Merah tidak lagi ditakuti seperti di era Ferguson. Hanya saja, satu hal yang pantas membuat fans MU lega adalah, Solskjaer sepertinya telah belajar dari kesalahan yang dilakukan oleh dua pelatih sebelumnya, yakni Louis Van Gaal dan Jose Mourinho.
Seperti diketahui, kedua pelatih ini dikenal sangat bertumpu pada pemain-pemain baru yang mendarat di Old Trafford. Bahkan meski mereka tampil di luar ekspektasi, posisinya sangat sulit tergantikan.
Solskjaer tidak demikian. Dia sangat percaya diri dalam menentukan komposisi terbaiknya.
Dia tidak ragu untuk membangkucadangkan Paul Pogba dan memainkan Fred dan Scott McTominay. Solskjaer juga tidak terbeban untuk selalu memainkan pemain baru, Donny Van de Beek. Solskjaer memberi kesempatan kepada Harry Maguire dan membantunya menghadapi serangan media.
Saat orang-orang penasaran dengan Edinson Cavani, Solskjaer tidak ikut terpengaruh. Solskjaer tidak ragu menempatkan Cavani sebagai pemain pengganti sesuai dengan kebutuhan timnya.
Jadi Diri Sendiri
Sikap ini menunjukkan Solskjaer sepertinya telah belajar dari kesalahan Van Gaal dan Mourinho yang akhirnya menyelamatkan posisinya sebagai pelatih. Solskjaer dianggap telah menjadi dirinya sendiri saat menjalankan tugas sebagai pelatih MU dan terlihat mewarisi sentuhan klasik Ferguson.
Advertisement