Liputan6.com, Jakarta Manchester United atau MU akan berjumpa rival satu kota Manchester City pada lanjutan Liga Inggris, di Old Trafford, Minggu dinihari (13/12/2020). Situasi berbeda dirasakan kedua tim jelang Derby Manchester.
Tekanan berat dirasakan manajer Man Utd, Ole Gunnar Solskjaer, sebelum menghadapi pertandingan bergengsi tersebut. Kritikan diarahkan pada pelatih asal Norwegia terkait dengan taktik dan formasi.
Baca Juga
Banyak pihak menyarankan agar Solskjaer melakukan perubahan dengan meniru cara legenda MU Sir Alex Ferguson. Para pendukung menginginkan pertimbangan itu agar menghasilkan hasil yang lebih konsisten.
Advertisement
"Jika kami turun di babak pertama, pesannya sederhana: Jangan panik. Hanya berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas. Jika kami masih turun - katakanlah, 1–2 - dengan 15 menit tersisa, saya siap untuk ambil lebih banyak resiko," kata Ferguson.
Bahkan pelayan paling setia Ferguson seperti Gary Neville dan Paul Scholes mengakui legenda United itu tidak terlalu memperumit masalah secara taktis. Dia adalah seorang master dalam motivasi, disiplin dan kepemimpinan daripada guru taktis ala Pep Guardiola.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Dipercaya
Jadi, mengingat situasi Paul Pogba saat ini dan performa buruk Anthony Martial dan David de Gea, Solskjaer harus bertahan dengan sejumlah pemain yang dia rasa bisa dia percayai.
Dean Henderson pasti harus memperhitungkan gol, di depan empat bek Aaron Wan-Bissaka, Victor Lindelof, Harry Maguire dan Alex Telles. Melanjutkan untuk memainkan 5 bek akan memberikan kesan yang salah. Solskjaer harus memainkan 4-2-3-1.
Advertisement
Buang Pogba
Dan, melawan City dan selama beberapa pertandingan berikutnya, Solskjaer pasti harus membuang Pogba, setelah komentar Mino Raiola dan meninggalkan orang-orang seperti Martial, Jesse Lingard, Daniel James dan Odion Ighalo.
Fred, Scott McTominay dan Donny van de Beek seharusnya dipercaya Solskjaer untuk mengisi lini tengah. Hal yang sama bisa dilakukan pada Marcus Rashford dan Mason Greenwood, serta Edinson Cavani jika fit.
Alasan Kegagalan
Sebelumnya, strategi Solskjaer saat menghadapi klub Jerman dengan menggunakan sistem 5-3-2 mendapat kritikan. Banyak yang percaya kurangnya kecerdasan taktis dari pelatih asal Norwegia itu jadi alasan utama kegagalan.
Dalam pandangan mereka, strategi tersebut tidak akan berhasil dan harus diganti. Ini adalah tahap ketika nama Mauricio Pochettino biasanya dimasukkan ke dalam perdebatan.
Advertisement