Perduli Nasib Muslim Uighur, Striker Barcelona Antoine Griezmann Tinggalkan Huawei

Padahal striker Barcelona, Antoine Griezmann telah menjalin kerjasama dengan sejak 2018 lalu.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 11 Des 2020, 12:45 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 12:45 WIB
Barcelona vs Osasuna
Penyerang Barcelona, Antoine Griezmann berselebrasi setelah mencetak gol kedua untuk timnya ke gawang Osasuna pada pekan ke-11 Liga Spanyol 2020-2021 di stadion Camp Nou, Minggu (29/11/2020). Barcelona berhasil pesta gol 4-0 saat menjamu Osasuna. (AP Photo/Joan Monfort)

Liputan6.com, Jakarta Striker Barcelona, Antoine Griezmann, menghentikan kerjasama sponsorship dengan perusahaan telekomunikasi asal China, Huawei. Langkah ini diambil setelah Huawei diduga ikut ambil bagian dalam tindakan diskriminatif terhadap kelompok muslim Uighur lewat pengembangan aplikasi penanda wajah.

Griezmann telah menjalin kerjasama dengan Huawei usai Piala Dunia 2018 lalu di mana Prancis keluar sebagai juara dunia. Sejak saat itu, Griezmann beberapa kali terlibat dalam iklan produk  Huawei. 

Namun belum lama ini, Griezmann memutuskan mengakhiri kerjasama ini. Lewat akun Instagram-nya seperti dilansir dari Marca, mantan pemain Atletico Madrid itu kemudian menyampaikan alasannya. 

"Menyusul dugaan kuat kalau Huawei berkontribusi terhadap pengembangan 'Uyghur alert' atau 'peringatan Uighur' lewat salah satu program pemindai wajah, maka dengan ini saya mengumumkan untuk mengakhiri kerjasama dengan perusahaan ini secepatnya," ujar Griezmann. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

Komentar Selanjutnya

Lionel Messi Ukir Rekor, Barcelona Menang Tipis atas Dynamo Kiev di Liga Champions
Penyerang Barcelona, Antoine Griezmann, tampak kecewa usai gagal mencetak gol ke gawang Dynamo Kiev pada laga Liga Champions di Stadion Camp Nou, Kamis (5/11/2020). Barcelona menang dengan skor 2-1. (AP/Joan Monfort)

"Lewat kesempatan ini, saya mengundang Huawei untuk tidak hanya menyangkal kasus ini tapi juga mengambil langkah konkret sesegera mungkin untuk mengambil tindakan konkret dalam mengutuk penindasan massal ini, dan menggunakan pengaruhnya untuk berkontribusi pada penghormatan hak asasi manusia di masyarakat," pemain berusia 29 tahun itu menambahkan pada akun Instagram-nya.

 

Menuai Kritik

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah menuai dikritik dari berbagai pihak atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap kelompok minoritas Uighur di negaranya. Kelompok ini berasal dari Daerah Otonomi Xinjiang Barat yang mayoritas adalah Muslim.

Namun China selalu membantah tudingan itu. Bahkan pemerintah China belum lama ini menganggap komentar Paus Fransiskus terkait isu Uighur sebagai tudingan yang tidak berdasar sama sekali.    

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya