Liputan6.com, Jakarta- Indonesia akhirnya bisa mendapatkan medali emas pertama di Paralimpiade Tokyo 2020. Pada Sabtu (4/9/2021) sore WIB, ganda putri Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah menjuarai para badminton klasifikasi SL3-SU5.
Pada laga final yang digelar di Yoyogi National Stadium, Leani/Khalimatus mengalahkan jagoan China Cheng Hefang/Ma Huihui. Leani/Khalimatus menang dua set langsung 21-1 dan 21-12 dalam kurun 32 menit.
Emas dari Leani/Khalimatus ini membuat Indonesia menempati posisi 53 klasemen medali. Indonesia total mendapat enam medali dengan rincian satu emas, dua perak dan tiga perunggu.
Advertisement
Yang lebih istimewa, sudah lama sekali Indonesia tak mendapat medali emas di Paralimpiade. Terakhir kali emas didapat Indonesia di Paralimpiade pada edisi 1980.
Sudah 41 tahun, Indonesia puasa medali emas di Paralimpiade. Para badminton sendiri kebetulan baru kali ini diikutsertakan di Paralimpiade.
Â
Â
Sejarah
Sebelum Leani/Khalimatus, Indonesia praktis baru empat kali merebut emas di Paralimpiade. Emas pertama disumbang Itria Dini di Toronto 1976. Dini turun di cabang olahraga atletik.
Pada Toronto 1976, Indonesia juga mendapat emas dari Syarifudin yang bermain di Lawn bowls. Empat tahun kemudian di Arnhem, Indonesia mendapat emas dari Yan Sobiyanto pada cabor Lawn bowls dan RS Arien di angkat berat. Selepas Anrhem 1980, Indonesia tak pernah lagi mendapat medali emas.
Indonesia masih berpeluang menambah medali emas di Paralimpiade 2020 terutama di para badminton. Leani akan kembali turun di dua laga final pada Minggu (5/9/2021).
Advertisement
Leani
Leani akan bertanding di final tunggal putri SL4 pada Minggu (5/9/2021) pagi WIB melawan wakil China Cheng Hefang. Cheng merupakan musuh berat Leani.
Besok Leani juga akan main di final ganda campuran. Berpasangan dengan Hary Susanto, Leani akan bersua wakil Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel.