Liputan6.com, Jakarta- Permasalahan bonus untuk para pemain bulu tangkis yang membawa Indonesia juara Piala Thomas 2020 masih terus bergulir. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak Menpora Zainudin Amali segera memberikan bonus tersebut.
“Kembalinya Piala Thomas setelah 19 tahun perlu mendapat apresiasi dari kita semua. Pemerintah juga wajib memberikan apresiasi yang sepatutnya dalam bentuk bonus,” kata Juru Bicara DPP PSI, Hariyanto Arbi, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12/2021).
Hariyanto menilai Jonatan Christie dan kawan-kawan telah mengharumkan nama bangsa sehingga sudah sepatutnya mendapat bonus dari pemerintah. Apalagi Indonesia sudah lama tak pernah juara Piala Thomas lagi.
Advertisement
“Keliru besar jika menyebut mereka mata duitan. Saya tahu persis, mereka ditanamkan sejak kecil bahwa nama harum bangsa adalah nomor satu,” kata Juara Dunia Bulutangkis 1995 tersebut.
Lebih ironis lagi, kata Hariyanto, para atlet ini diserang secara massif di media sosial.
“Saya marah dan kecewa dengan serangan-serangan yang terlihat jelas diorkestrasi tersebut. Tidak sepatutnya para pahlawan kita itu diperlakukan demikian,” kata Hariyanto.
Sudah Tradisi
Haryanto menambahkan masalah bonus seharusnya tak perlu jadi polemik. Pasalnya sejak dahulu selalu ada penghargaan dan apresiasi dari pemerintah jika menjuarai sebuah ajang olahraga tingkat dunia.
“Dalam setiap masa, sejak dulu, selalu ada penghargaan yang layak buat mereka. Baru kali ini mereka yang memenangkan Piala Thomas di-bully dan direndahkan,” katanya.
Masalah bonus Piala Thomas 2020 ini mengemuka setelah Jonatan Christie menyindir pemerintah karena belum memberikan apresiasi kepada para pemain.
Advertisement
Menpora
Menpora Zainudin Amali langsung merespons keresahan Jojo pekan lalu. Menpora menjanjikan bonus Piala Thomas 2020 akan cair pertengahan pekan ini.
Sayangnya Jonatan juga mendapat serangan di media sosial dengan tagarr #AtletHarusPaham lantaran menyindir pemerintah yang tak kunjung memberikan bonus atas keberhasilan mereka membawa pulang Piala Thomas.