5 Kesalahan yang Kerap Terjadi dalam Jalan Cepat

Hindari kesalahan berikut ketika melakukan olahraga jalan cepat

oleh Dzaky Nurcahyo diperbarui 19 Feb 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2022, 08:30 WIB
Kejadian Menjengkelkan Seputar Olimpiade Rio 2016
Yohann Diniz, atlet Prancis yang berlaga di cabang jalan cepat Olimpiade Rio 2016 membuat kehebohan karena buang air besar di celana selama lomba. Foto diambil pada 19 Agustus 2016. (AFP PHOTO / Jewel SAMAD)

Liputan6.com, Jakarta - Jalan cepat merupakan salah satu olahraga yang ada di dunia. Jalan cepat atau akrab disebut racewalking ini memiliki beberapa aturan yang harus dipatuhi.

Aturan-aturan ini merujuk pada gerakan jalan cepat yang ‘mirip’ dengan gerakan berjalan pada umumnya. Sehingga, masyarakat awam dapat membedakan antara jalan cepat, berjalan, hingga berlari.

Dikutip dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) karya Muhajir, pengertian jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus.

Dengan kata lain, selama melakukan olahraga jalan cepat, salah satu kaki harus tetap berada di atas tanah. Bila kedua kaki kedapatan melayang di udara, maka dalam perlombaan jalan cepat peserta tersebut bakal didiskualifikasi.

Lantas, hal-hal apa saja yang sering menjadi kesalahan para peserta jalan cepat. Kemudian, bagaimana cara menghindari kesalahan tersebut?

Berikut Liputan6.com rangkum lima hal yang perlu dihindari dalam jalan cepat:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Melayang di Atas Tanah

Ilustrasi Jalan Kaki
Ilustrasi jalan kaki. (dok. Unsplash.com/@areksan)

Sejak diresmikan menjadi salah satu cabang olahraga di Olimpiade Stockholm 1912, peraturan yang mengikat para atlet ketika melakukan jalan cepat sudah dirilis. Salah satunya terkait larangan kehilangan hubungan kontak dengan tanah.

Yang dimaksud hubungan kontak dengan tanah adalah kedua kaki peserta jalan cepat dilarang kedapatan melayang di atas tanah. Mudahnya, salah satu kaki harus tetap menginjak atau menyentuh tanah.


2. Sikap Badan Terlalu Condong

jalan kaki
ilustrasi jalan kaki/Photo by milatas on Shutterstock

Dalam jalan cepat, posisi badan begitu berpengaruh terhadap jalannya pertandingan. Sikap badan selama melakukan jalan cepat diusahakan agar selalu tegak.

Posisi badan dalam jalan cepat tidak boleh terlalu condong, baik itu ke depan atau ke belakang. Hal ini berguna agar keseimbangan tubuh tetap terjaga dan gerakan kaki yang dilakukan bisa bergerak konstan.


3. Perhatikan Langkah Kaki

Ilustrasi jalan kaki olahraga untuk orang dengan nyeri lutut (iStock)
Ilustrasi jalan kaki olahraga untuk orang dengan nyeri lutut (iStock)

Selain posisi badan yang harus tegap, langkah kaki dalam jalan cepat juga berpengaruh terhadap jalannya pertandingan. Langkah kaki tidak boleh terlalu panjang atau terlalu pendek.

Pasalnya, jika langkah kaki terlalu panjang, ada kemungkinan kedua kaki melayang di udara dan bisa berakibat fatal. Sementara, jika langkah kaki terlalu pendek, peserta jalan cepat bisa tersandung dan berujung pada jatuhnya peserta.


4. Menurunkan Pusat Gravitasi

Ilustrasi jalan kaki cepat | mentatdgt dari Pexels
Ilustrasi jalan kaki cepat | mentatdgt dari Pexels

Jalan cepat memiliki trek atau rute tersendiri. Trek yang dipersiapkan oleh panitia biasanya memiliki kontur datar dan tidak bergelombang.

Penggunaan trek datar dalam jalan cepat dimaksudkan untuk menjaga pusat gravitasi peserta jalan cepat. Dengan melakukan gerakan di jalur yang konstan, maka kemungkinan menurunkan pusat gravitasi akan menjadi minim.

Sehingga, peserta jalan cepat mampu mempertahankan kecepatan serta langkah kakinya hingga garis finis.


5. Menggunakan Seluruh Area Kaki

Ilustrasi jalan cepat
Ilustrasi jalan cepat. (Photo on Freepik)

Dalam jalan cepat, peserta diharuskan untuk menapak di atas tanah. Dalam proses pemindahan antara satu kaki dengan kaki lainnya terkadang terdapat celah untuk kedua kaki terlihat melayang.

Sehingga, untuk menghindari hal tersebut, perlunya mencermati penggunaan bagian telapak kaki. Ketika kaki kanan ingin berpindah ke belakang, sisakan ruang pada ujung telapak jari sebelah kiri agar tetap menapak di tanah.

Kemudian, jika kaki kiri ingin berpindah ke belakang, tetap lakukan hal serupa. Sisakan ruang pada ujung jari kaki sebelah kanan guna membuatnya tetap berada di atas lintasan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya