Liputan6.com, Jakarta - Suporter sepak bola kembali jadi korban. Pendukung PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah meregang nyawa setelah dikeroyok massa.
Fajar meninggal dunia Selasa (2/8/2022) sekitar pukul 14.00 WIB di RSPAU Hardjolukito. Dia diketahui merupakan suporter PSS Sleman yang tergabung dalam Brigata Curva Sud (BCS).
Dia menjadi korban keributan suporter dengan warga yang terjadi pada 25 Juli 2022. Saat itu kericuhan terjadi saat rombongan suporter dari Solo hendak menuju ke Magelang untuk menyaksikan pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Persis Solo melawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto.
Advertisement
Keributan terjadi di beberapa lokasi, mulai dari Tugu Pal Putih Yogyakarta, Jalan Affandi Gejayan Sleman, serta kawasan Jombor, Mlati, Sleman.
Fajar yang saat itu tengah bersama temannya, diduga menjadi korban salah sasaran. Ia dikeroyok sejumlah orang dengan benda tumpul hingga mengalami luka di bagian kepala dan kritis.
"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un. Keluarga besar PSS Sleman mengucapkan turut berduka atas berpulangnya saudara kita, Tri Fajar Firmansyah. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis keterangan resmi PSS.Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Usut Tuntas
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Tri Fajar Firmansyah. "Kami sangat prihatin dengan peristiwa yang menimbulkan korban ini dan meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Sepakbola itu ada salah satunya untuk membangun persatuan, bukan saling menghancurkan," ungkap Kustini dikutip Regional Liputan6.com.
Kustini mengatakan, seluruh suporter adalah saudara, terlepas adanya perbedaan klub yang didukung. Pihaknya berharap tidak ada kejadian serupa di masa mendatang. Kustini juga meminta seluruh pihak untuk saling bersikap dewasa dan tidak mudah terprovokasi.
"Jangan ada korban lagi, saya minta ini yang terakhir, jangan ada lagi. Kita semua adalah saudara yang seharusnya saling mendukung dan menyayangi. Bukan memusuhi," katanya.
Terkait upaya penanganan hukum atas kejadian tersebut, Kustini menyerahkan proses sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas perkara itu.
"Kami berharap untuk seluruh suporter agar sabar menunggu hasil penyelidikan dan tidak melakukan tindakan anarkis, jangan ada tindakan sweeping atau lain sebagainya yang main hakim sendiri. Serahkan pada kepolisian. Saya percaya polisi akan transparan menyelesaikan kasus ini sampai tuntas," katanya.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DIÂ GOOGLE NEWS
Advertisement
Prihatin Suporter Kembali Jadi Korban
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa turut menyuarakan sikap serupa. Dia prihatin dengan sepak bola yang kembali memakan korban.Â
"Saya secara pribadi mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalkan mas Fajar salah satu warga kita dan juga sebagai kawan kita di suporter PSS Sleman," kata Danang Maharsa saat menghadiri prosesi pemakaman.
Danang Maharsa menyampaikan duka tersebut kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. Selain ucapan duka Danang Maharsa juga mengharapkan para suporter bola di Sleman tidak terprovokasi atas kejadian ini.
"Saya yakin para suporter di Sleman tidak akan terprovokasi. Sepak bola kita adalah sepakbola persaudaraan. Kejadian seperti ini jangan terprovokasi, kita percayakan kepada pihak kepolisian," katanya.
Terkait proses hukum, Danang berharap kasus tersebut dapat diusut tuntas oleh pihak kepolisian sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.