Update Covid-19 Selasa, 6 September 2022: Kasus Sembuh Bertambah 5.136 Orang

Kasus sembuh dari Covid-19 di Indonesia pada 6 September bertambah 5.136 orang. Namun, kasus positif juga bertambah 3.607 dan yang meninggal naik 28 orang.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 06 Sep 2022, 22:48 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 22:48 WIB
FOTO: Perjalanan Domestik Tak Perlu Lagi Tunjukkan Bukti Tes COVID-19
Aktivitas petugas di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (8/3/2022). Perjalanan domestik menggunakan transportasi darat, laut, maupun udara yang sudah vaksinasi COVID-19 lengkap dosis kedua tak perlu lagi menunjukkan bukti tes antigen atau PCR negatif. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Untuk kasus positif pada Selasa, 6 September 2022, tercatat ada penambahan sebanyak 3.607 orang sehingga akumulasinya menjadi 6.378.489.

Penambahan juga terjadi untuk kasus sembuh, yakni 5.136 orang. Sehingga akumulasinya hingga kini menjadi 6.182.661.

Namun, penambahan juga terjadi pasa kasus meninggal yang angkanya relatih masih tinggi. Hari ini tercatat 28 kasus meninggal dunia sehingga akumulasinya menjadi 157.696.

Penambahan kasus meninggal terbanyak dilaporkan Jawa Tengah, yaitu lima orang. Sedangkan Sulawesi Utara empat orang.

Untuk kasus aktif hari ini mengalami penurunan sebanyak 1.557 sehingga akumulasinya menjadi 38.132. Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 90.917 dan suspek 5.455.

Data dalam bentuk tabel turut merinci lima provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 baru terbanyak. Mereka adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

DKI Jakarta melaporkan 1.387 kasus positif baru dan 1.418 orang sembuh. Sedangkan Jawa Barat tercatat ada 72 kasus positif baru dan 2.479 orang telah dinyatakan sembuh.

Banten 445 kasus positif baru dan 268 orang sembuh dari Covid-19. Jawa Timur mencatat 396 kasus baru dan 318 orang sembuh. Sedangkan Jawa Tengah 105 kasus baru dan 164 telah sembuh.

Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan, belasan, hingga puluhan. Sedangkan Bengkulu menjadi provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali.

 

 

Pneumonia Berat

Epidemiolog Griffith Universitas Australia, Dicky Budiman (Istimewa)
Epidemiolog Griffith Universitas Australia, Dicky Budiman (Istimewa)

Selain Covid-19, perhatian para ahli kesehatan juga tertuju pada pneumonia berat akibat bakteri Legionella yang dilaporkan di Argentina. Ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan ada beberapa gejala pneumonia berat di Argentina yang mirip dengan Covid-19.

"Secara gejala ada kemiripan dengan Covid-19, tapi ini bukan Covid, sudah diperiksa hasilnya negatif. Hanya saja gejalanya ada yang mirip COVID ada juga yang tidak," kata Dicky kepada Liputan6.com melalui pesan suara (3/9/2022).

Gejala yang mirip dengan Covid-19 adalah pneumoni atau kesulitan bernapas, lanjut Dicky. Gejala lainnya meliputi seperti sakit flu, demam. Selain itu, gejala menyerupai demam berdarah.

"Intinya dengan kerawanan dunia saat ini, ya pola perilaku hidup kita harus lebih bersih dan sehat," tutur Dicky.

Dicky juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. "Kita juga harus memperbaiki kualitas udara, air, tanah, jaga keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan, alam, hewan, dan manusia-manusianya," ucapnya.

Dicky menambahkan, jika dibandingkan dengan Covid-19, pneumonia di Argentina yang dikaitkan dengan penyakit Legionnaire jauh lebih tinggi potensi kematiannya. Menurutnya, pneumonia dinilai cenderung lebih efektif ketimbang Covid-19.

"Dari 10 (kasus) saja sudah tiga (yang meninggal). Tampaknya juga lebih cepat menular (dibanding Covid). Tenaga kesehatan tertular dan ini artinya ada penularan dari manusia ke manusia," papar Dicky.

 

Pernah Ditemukan di Indonesia

Seputar Penyakit Pneumonia
Ilustrasi Penderita Pneumonia Credit: pexels.com/pixabay

Kasus Legionnaire yang disebabkan bakteri Legionella juga pernah ada di Indonesia. Penyakit ini di antaranya dilaporkan terjadi di Bali, Tangerang, dan beberapa kota lain.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa temuan kasus Legionnaires di Indonesia terjadi rentang 1990-an.

"Indonesia sudah pernah ada kasus pertama (Legionnaire) di Bali 1996 dan Tangerang 1999 serta kota lainnya," kata Maxi dalam keterangannya melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com.

"Sudah ada Keputusan Menteri Kesehatan-nya soal penyakit itu yang termasuk new emerging (penyakit emerging baru)," dia menambahkan.

Kategori penyakit infeksi emerging adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya, tapi meningkat dengan sangat cepat.

Baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru (re-emerging infectious disease).

Legionnaire (Legionnaires disease) adalah penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionnaire adalah Legionella pneumophila.

Infografis Meroketnya Harga Obat dan Asupan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meroketnya Harga Obat dan Asupan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya