Aksi Solidaritas Klub Liga 1 Usai Tragedi Mematikan Stadion Kanjuruhan

Kericuhan yang terjadi usai laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan menelan korban setidaknya 129 orang.

oleh Anry Dhanniary diperbarui 02 Okt 2022, 12:15 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2022, 12:15 WIB
Potret Derby Jatim yang Berakhir Tragedi
Sejumlah kendaraan dibakar di luar Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sebanyak 127 orang tewas ketika para penggemar yang marah menyerbu lapangan sepak bola setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022. (PUTRI/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Tragedi Kanjuruhan, Malang, menyisakan duka yang mendalam bagi sepak bola Tanah Air. Insiden yang terjadi usai laga Arema Vs Persebaya itu telah menewaskan setidaknya 129 orang termasuk 2 polisi. 

Bentrok terjadi setelah Arema kalah 2-3 dari musuh bebuyutan, Persebaya, Sabtu malam (1/10/2022). Situasi semakin tidak terkendali setelah pihak kepolisian melepaskan tembakan gas air mata. 

Niat untuk menghalau malah membuat suporter panik sehingga berdesakkan keluar tribun stadion. Tragedi Arema vs Persebaya pun terjadi. 

Setidaknya 127 suporter dan 2 polisi dinyatakan meninggal dunia. Sementara sekitar 180 orang masih harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Akibat insiden ini, PSSI memutuskan untuk menunda Liga 1 bergulir selama satu pekan ke depan. Arema pun dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi.

Tak hanya pihak Arema saja yang berduka, tapi kabar ini memukul seluruh stakeholder sepakbola Tanah Air termasuk para klub Liga 1.

Solidaritas Liga 1

Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Petugas keamanan menahan seorang suporter saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. "Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Klub-klub Liga 1 secara kompak mengganti profile picture mereka di media sosial dengan warna hitam, menandakan bela sungkawa atas tragedi yang menimpa suporter Arema.

Klub juga mengunggah pesan duka cita dengan berbagai pesan terkait insiden semalam, termasuk Persebaya yang semalam dapat teror di stadion.

"Keluarga besar Persebaya turut berdukacita sedalam-dalamnya atas jatunya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya" tulis klub berjuluk Bajul Ijo itu.

PSIS juga salah satu klub yang mengucapkan duka cita untuk meninggalnya suporter Arema semalam.

"Sejenak kita doakan para korban dan berharap tragedi ini tidak terulang lagi. Karena sejatinya tidak ada sepakbola yang seharga nyawa manusia. Pray for Malang," tulis akun resmi PSIS.

Saudara jauh Arema, Persija Jakarta, juga tidak lupa mengucapkan turut berduka cita.

"Sejenak, mari kita panjatkan doa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Duka ini, duka kita bersama," tulis pernyataan Persija.

Ucapan Belasungkawa Pemain

Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Suporter membawa seorang pria yang terluka menyusul kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. "Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. Hingga kini, data korban meninggal dunia masih terus bertambah. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Tak hanya pihak klub yang mengucapkan bela sungkawa atas tragedi di Stadion Kanjuruhan semalam. Duka besar juga dirasakan para pemain-pemain Liga 1 yang menyampaikan dukanya lewat media sosial.

Salah satunya adalah penjaga gawang Persija yang juga Ketua Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Andritany Ardhiyasa.

"Duka untuk sepakbola Indonesia. Sepakbola sejatinya hiburan, bukan justru cerita yang menakutkan," tulis Andritany dalam akun Instagram-nya.

Duka dan juga rasa terkejut dirasakan oleh mantan bintang lini tengah Arema, Ahmad Bustomi. Pemain yang kini memperkuat PSMS Medan itu sekali lagi mengingatkan kalau sepakbola harusnya jadi tontonan menghibur.

"Innalillahi Wainnailaiji Rojiun. Balbalan iku mek dulinan. Balbalan iku haruse dadi tontonan menghibur. Wess mandek sampe ndek kene ojok maneh-maneh onok korban gara-gara balbalan, Turut berduka yang sedalam dalamnya untuk semua keluarga korban," tulis mantan pemain Arema, Ahmad Bustomi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya