Kurniawan Dwi Yulianto Siap Terlibat di TGIPF Tragedi Kanjuruhan

Kurniawan Dwi Yulianto masuk dalam daftar 10 anggota tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 04 Okt 2022, 18:15 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 18:15 WIB
Piala AFF 2018 : Latihan Timnas Indonesia
Staf pelatih Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, saat sesi latihan di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Jumat (02/11/2018). Latihan tersebut dalam rangka persiapan jelang laga Piala AFF 2018. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Legenda hidup timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto siap menjalankan tugas sebagai anggota tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan. Tim yang dipimpin langsung oleh Menko Polhukam, Mahfud Md ini dibentuk untuk menyelidiki peristiwa kerusuhan usai pertandingan Liga 1 antara Arema vs Pesebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). 

Insiden tersebut telah menewaskan setidaknya 125 orang. Ini menjadi kericuhan terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. 

TGIPF bakal bekerja berdasarkan Keputusan Presiden atau Keppres yang ditandatangani oleh Presiden RI, Joko Widodo. Rencananya, tim yang beranggotakan 10 orang dari lintas profesi itu diharapkan sudah sudah mulai bekerja sejak malam ini, Selasa (4/10/2022). 

 

Kurniawan sudah mengetahui soal penunjukkannya sebagai anggota TGIPF. Hanya saja, jebolan Primavera tersebut sepertinya belum bisa buru-buru bergabung. Saat dihubungi Liputan6.com, Kurniawan mengaku masih berada di luar Indonesia. 

"Saya masih di Malaysia," kata Kurniawan saat dihubungi. 

Menjadi anggota TGIPF tentu bukan pekerjaan mudah. Sebab pemerintah sangat berharap, tim ini bisa mengurai benang kusut tragedi Kanjuruhan. Sebagai pimpinan TGIPF, Mahfud pun menargetkan tugas mereka bisa selesai 2 sampai 3 minggu.

Kurniawan sendiri belum memastikan bakal bertolak ke Indonesia. Namun pemain yang pernah memperkuat tim asal Swiss, FC Luzern itu berharap bisa segera bergabung dengan TGIPF. "Insya Allah," jawab Kurniawan saat ditanya komitmennya sebagai anggota TGIPF. 

Bekerja di Bawah Keppres

Menko Polhukam Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD

Sementara itu, Mahfud Md menjelaskan alasan TGIPF membutuhkan Keppres dalam bekerja. Dia menjelaskan, keppres dibutuhkan karena saat ini setiap institusi memiliki tim investigasi sendiri. Dengan adanya keppres, kata Mahfud, tim di masing-masing akan saling berkoordinasi dengan TGIPF dalam mengusut tragedi Kanjuruhan.

"Misal, Menpora punya tim, PSSI punya tim, Irwasum punya tim, itu bagus untuk menyelidiki itu agar terang, lalu nanti dikoordinasikan dengan kami di sini di Kemenko Polhukam tim yang dibentuk oleh presiden," ujarnya.

Mahfud menyampaikan TGIPF akan menggelar rapat untuk kali pertamanya pada Selasa malam hari ini. Rapat ini untuk memahami tugas TGIPF sesuai keppres, memetakan, dan mengidentifikasi masalah.

"Yang ketiga, bagi tugas. Sesudah itu nanti kesimpulan-kesimpulan. Nah ketika bagi tugas itu bisa memanggil orang, bisa mendatangi tempat, itu kan harus dibagi, karena kan itu ada banyak pihak," jelasnya.

"Ada yang harus ke FIFA, ada yang harus ke polri, ada yang harus ke desa, ada yang harus ke lapangan, dan sebagainya. Dan ada yang mempelajari peraturan UU-nya. Itu kan nanti bagi-bagi tugas," sambung Mahfud.

Anggota TGIPF

Berikut daftar anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan:

1. Rhenald Kasali (Akademisi/UI)

2. Sumaryanto (Rektor UNY)

3. Akmal Marhali (Pengamat Olahraga/Koordinator Save Our Soccer)

4. Anton Sanjoyo (Jurnalis Olahraga-Harian Kompas)

5. Nugroho Setiawan (Mantan pengurus PSSI dengan Lisensi FIFA)

6. Letjen TNI (Purn) Doni Monardo (mantan kepala BNPB)

7. Mayjen TNI (Purn) Suwarno (Wakil Ketum 1 KONI)

8. Irjen Pol (Purn) Sri Handayani (Mantan Wakapolda Kalimantan Barat)

9. Laode M Syarif (Kemitraan)

10. Kurniawan Dwi Yulianto (mantan tim nasional sepak bola).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya