Liputan6.com, Jakarta - Duel Borneo FC versus dan Persis Solo pada persaingan Grup A Piala Presiden 2024 di Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (19/7/2024), memasuki menit ke-68. Tertinggal 0-2 akibat Leo Gaucho, Persis coba memperkecil kedudukan di sisa waktu.
Melalui serangan dari sisi kanan pertahanan lawan, Karim Rossi menemukan ruang untuk melepas tembakan. Namun, usahanya mengenai tubuh Christophe Nduwarugira di area terlarang.
Sejarah pun tercipta. Video assistant referee (VAR) untuk kali pertama dipakai pada Piala Presiden. Dalam keputusannya, wasit memutuskan tidak adanya handball dan penalti tidak diberikan.
Advertisement
Kehadiran VAR memang jadi salah satu nilai positif dalam penyelenggaran Piala Presiden kali ini. Selain itu, keputusan dari VAR juga diumumkan di stadion sehingga penonton yang hadir langsung mengetahui apa yang sedang terjadi.
Penerapan teknologi tersebut melanjutkan proses transformasi sepak bola Indonesia, setelah sebelumnya dipakai pada Championship Series BRI Liga 1 2023/2024.
Tujuannya jelas. VAR dipakai demi meminimalisir kesalahan wasit di lapangan. Dengan begitu, kontroversi yang kerap mengiringi kepemimpinan korps berbaju hitam menghilang.
Tentu, seperti penggunaan di belahan dunia lain, keputusan VAR tetap diperdebatkan. Pelatih Bali United Stefano Cugurra 'Teco' kesal VAR menganulir gol Kenzo Nambu yang membuat kedudukan laga melawan Madura United menjadi imbang 3-3. Bali United akhirnya tumbang 2-3 sehingga dipastikan gagal lolos ke semifinal.
Terlepas itu, dampak positif VAR tetap lebih besar dari efek negatif yang muncul jika sistem tersebut tidak ada sama sekali.
Piala Presiden 2024 Jadi Contoh Industri Olahraga yang Ideal
Turnamen pramusim biasa digelar menyambut musim baru. Variannya banyak. Di Eropa ada Emirates Cup, Audi Cup, hingga International Champions Cup. Namun, nyaris tidak ada yang memakai VAR.
Dari situ bisa ditarik keseriusan penyelenggara Piala Presiden 2024 dengan menggunakan VAR. Selain agar kredibilitas kompetisi terjaga, pemakaian teknologi itu juga sebagai pembelajaran bagi wasit Indonesia saat kompetisi sesunggunya berlangsung.
"Sekali lagi karena ini momentum pre-season untuk kita, pasti ada kaitannya dengan wasit dan VAR. Kami akan memaksimalkan simulasi wasit VAR dari Indonesia," kata Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Asep Saputra beberapa waktu lalu.
Tidak hanya menyangkut teknis, Piala Presiden juga menjadi contoh untuk menjalankan industri olahraga yang ideal. Salah satunya dengan menggandeng swasta sebagai sponsor, sehingga tidak ada uang negara yang dipakai.
Piala Presiden 2024 menyediakan hadiah Rp5 miliar bagi pemenang, dengan runner-up mendapat Rr2,5 miliar, peringkat tiga Rp1,5 miliar, dan posisi empat Rp1 miliar. Sebagai perbandingan, juara Piala Presiden sebelumnya pada 2022 membawa pulang Rp3 miliar.
"Saya akan menambah hadiah buat juaranya karena sponsornya makin lama makin banyak. Jadi kita panitia harus fair, sehingga klubnya juga makin semangat, pemain makin semangat," kata Ketua Panitia Piala Presiden 2024 Maruarar Sirait.
"Awalnya Rp48 miiliar, sekarang (terkumpul) Rp68 miliar. Dari situ membuktikan bahwa dinamika positif ekosistem sepak bola terjadi. industri olahraga harus dari swasta, tidak boleh APBN, BUMN," sambungnya.
Â
Advertisement
Pelatih Dipecat, Juara Diarak
Makna besar Piala Presiden bagi pelaku sepak bola Tanah Air memang tidak perlu diragukan. Partisipan menggunakan ajang ini demi melihat kesiapan tim. Beberapa bahkan tidak mengambil langkah tegas jika merasa ada yang perlu diperbaiki.
Fabio Lopez (Borneo FC, 2019), Widodo Cahyono Putro (Sriwijaya FC, 2017), dan Rahmad Darmawan (Persija Jakarta, 2015) diberhentikan manajemen usai rapor buruk pada Piala Presiden.
Suporter juga menandai kesuksesan menjuarai Piala Presiden sebagai capaian besar. Mereka menggelar parade saat trofi direngkuh. Ini terjadi ketika pendukung Persib Bandung (2015), Persija Jakarta (2018), dan Arema FC (2022) berpesta saat tim kesayangan menjadi juara.
"Saya takjub, sampai-sampai di atas mobil mengeluarkan air mata. Impian saya waktu kuliah adalah Jakarta jadi lautan Persija dan ini tercapai!" kata Ferry Indrasjarief yang menjabat Ketua The Jakmania pada parade Macan Kemayoran tahun 2018.
"Karena di sini (Piala Presiden) sistemnya turnamen, segala sesuatu yang memuncak itu lebih terasa ketimbang kompetisi. Jadi berasa banget juara," sambungnya.