Persiba Bantul menyerahkan kasus meninggalnya suporter akibat kerusuhan pada Sabtu, 8 Februari 2014, ke pihak kepolisian. Direktur Persiba Wikan Werdokisworo berharap, pelaku dapat dihukum sesuai dengan hukuman yang setimpal.
"Kami mendukung kasus tersebut dibawa ke jalur hukum. Kami serahkan ke pihak yang berwajib. Kalau memang ada pelanggaran, sudah seharusnya ada hukuman yang setimpal," kata Wikan usai mengantar jenazah almarhum ke pemakaman, Rabu (12/02/2014).
Meninggalnya Jupita yang sebelumnya sempat mengalami koma di rumah sakit, dinilai Wikan sebagai pelajaran yang sangat mahal dan berharga. Ia menginginkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Masalah ini merupakan pelajaran yang sangat mahal dan berharga. Padahal Sleman dan Jogja tempatnya tidak jauh. Jelas ini menjadi pelajaran berharga dan tidak pernah terulang lagi sampai kapanpun," ucap Wikan.
Oleh karenanya, Wikan mengajak seluruh suporter Persiba agar dapat kembali bersatu dan damai. Dan Jupita menjadi sosok pemersatu suporter dengan melepaskan ego masing-masing kubu.
"Kita harapannya suporter bisa damai. Jangan dianggap kelompok suporter sebagai perbedaan. Bersatulah," pesan Wikan.
Di samping itu Wikan menambahkan, polisi tidak membekukan izin pertandingan Persiba selanjutnya. Akan tetapi pihak berwajib minta agar ada jaminan insiden serupa tidak terulang lagi. Sekarang ini izin masih dalam pembahasan dengan kepolisian, termasuk pengaturan suporter.
"Setahu saya, sejauh ini Polisi belum membekukan izin. Namun harus ada jaminan kalau insiden serupa tidak terulung. Belum tahu nanti kesepakatan damai atau tindak di lapangan ada penyekatan, karena tribunnya terbuka. Jadi nanti dibahas lagi," ujar Wikan.
Sementara terkait masalah tersebut, di mana suporter Persiba belum juga diundang manajemen untuk membahas lebih lanjut, Wikan mengatakan kalau klub menunggu pembicaraan dengan Polisi terlebih dahulu. (lul)
"Kami mendukung kasus tersebut dibawa ke jalur hukum. Kami serahkan ke pihak yang berwajib. Kalau memang ada pelanggaran, sudah seharusnya ada hukuman yang setimpal," kata Wikan usai mengantar jenazah almarhum ke pemakaman, Rabu (12/02/2014).
Meninggalnya Jupita yang sebelumnya sempat mengalami koma di rumah sakit, dinilai Wikan sebagai pelajaran yang sangat mahal dan berharga. Ia menginginkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Masalah ini merupakan pelajaran yang sangat mahal dan berharga. Padahal Sleman dan Jogja tempatnya tidak jauh. Jelas ini menjadi pelajaran berharga dan tidak pernah terulang lagi sampai kapanpun," ucap Wikan.
Oleh karenanya, Wikan mengajak seluruh suporter Persiba agar dapat kembali bersatu dan damai. Dan Jupita menjadi sosok pemersatu suporter dengan melepaskan ego masing-masing kubu.
"Kita harapannya suporter bisa damai. Jangan dianggap kelompok suporter sebagai perbedaan. Bersatulah," pesan Wikan.
Di samping itu Wikan menambahkan, polisi tidak membekukan izin pertandingan Persiba selanjutnya. Akan tetapi pihak berwajib minta agar ada jaminan insiden serupa tidak terulang lagi. Sekarang ini izin masih dalam pembahasan dengan kepolisian, termasuk pengaturan suporter.
"Setahu saya, sejauh ini Polisi belum membekukan izin. Namun harus ada jaminan kalau insiden serupa tidak terulung. Belum tahu nanti kesepakatan damai atau tindak di lapangan ada penyekatan, karena tribunnya terbuka. Jadi nanti dibahas lagi," ujar Wikan.
Sementara terkait masalah tersebut, di mana suporter Persiba belum juga diundang manajemen untuk membahas lebih lanjut, Wikan mengatakan kalau klub menunggu pembicaraan dengan Polisi terlebih dahulu. (lul)