Liputan6.com, Jakarta Kabar ulama ternama asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, ditangkap Densus 88 Antiteror Polri viral di Facebook.
Guru almarhum Habib Munzir Al musawa itu, dikabarkan ditangkap saat tabligh akbar di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 11-12 Oktober 2018.
Klaim
Advertisement
Kabar penangkapan Habib Umar bin Hafidz viral kali pertama saat diunggah akun Facebook 'Valeria Donna Donowan.'
Seperti diberitakan Merdeka.com, video berdurasi 2 menit dengan judul 'Habib Umar ditangkap di Samarinda ketika sedang ceramah' itu, viral sejak Sabtu (13/10/2018).
Video tersebut memperlihatkan polisi berseragam lengkap dengan senjata laras panjang tampak berjaga di pintu keluar Islamic Center. Setidaknya ada delapan personel Brimob, khas Densus 88 Antiteror. Sejumlah warga tampak memenuhi area luar Islamic Center.
Hingga pukul 23.07 WITA, Minggu (14/10/2018), unggahan video itu sudah ditonton 7.026 kali, dibagikan 136 kali dan berisi 155 komentar.
Akun Guntur Prahara Mayapada juga ikut membagikan video kabar penangkapan Habib Umar bin Hafidz sebanyak 2 ribu kali. Dalam unggahannya pada Minggu (14/10/2018) pukul 21.37 WIB itu, ia mempertanyakan langkah pihak kepolisian.
"Habib Umar bin Hafiz dibawa oleh satuan D88 dikarenakan infonya beliau dalam ceramahnya berisi kebencian terhadap rezim dan mengarahkan umat untuk memilih satu paslon. Rezim inikah yang tetap harus diperjuangkan?" tulis Guntur.
Fakta
Kabar penangkapan Habib Umar bin Hafidz oleh Densus 88 Antiteror Polri dibantah pihak panitia tabligh akbar 'Sejuta Doa untuk Kaltim.'
Pihak penyelenggara Al Wafa Bi Ahdillah Kaltim menjelaskan, delapan personel Brimob tersebut untuk mengamankan perjalanan pulang Habib Umar bin Hafidz usai memimpin tabligh akbar pada Kamis (11/10/2018).
"Karena ribuan masyarakat khususnya umat muslim memadati komplek stadion Madya Sempaja, Samarinda. Tidak hanya di dalam stadion saja, namun hingga keluar stadion," kata pihak panitia dalam keterangannya di Facebook dengan akun Aal Huda, Minggu (14/10/2018).
Ia menjelaskan, masyarakat rela datang lebih awal agar bisa mendapatkan tempat di depan.
"Suara tangisan pada video tersebut karena keharuan bisa melihat lebih dekat secara jelas wajah guru besar Al Habib Umar Bin Hafidz dari Tarim Hadramaut, Yaman," ujar pihak panitia.
Sementara Ketua Panitia Tabligh Akbar, Habib Hasyim bin Abdullah memastikan kabar penangkapan Habib Umar Bin Hafidz adalah hoaks.
"Yang viral saat ini, itu berita hoaks. Yang benar, kita koordinasi dengan kepolisian, meminta, berharap agar perjalanan Habib Umar, dikawal sampai pulang," kata dia di Musala Majelis Ta'lim Perumahan Villa Tamara Blok DD No 07, Samarinda, Minggu (14/10/2018).
Panitia memang menginginkan Habib Umar benar-benar nyaman selama berada di Samarinda.
"Kita antisipasi hal yang tidak diinginkan karena kita lihat kemarin (masyarakat yang mengikuti tabligh akbar dan doa bersama), sangat luar biasa," ujar Hasyim.
"Saya sebagai ketua panitia, yang benar, Brimob ikut menyukseskan kedatangan beliau. Ya, dengan persenjataan lengkap. Kami khawatir dengan orang-orang yang mungkin mengganggu. Sehingga, ini antisipasi untuk mengamankan dengan sebaik-baiknya," kata Hasyim.
Wakapolresta Samarinda AKBP Dedi Agustono juga membenarkan penangkapan Habib Umar adalah Hoaks. "Berita itu tidak benar, tidak ada penangkapan. Itu proses pengamanan. Ada 450 personel Polresta Samarinda, Brimob, TNI dan Satpol PP dilibatkan dari kedatangan sampai ke bandara," kata Dedi.
Pihak Kepolisian tengah mencari siapa pelaku penyebar kabar penangkapan Habib Umar.
"Oleh tim siber, ya kita cari pelakunya. Pengamanan Habib, memang melekat dari Brimob. Termasuk, dengan senjata lengkapnya," ujar Dedi.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar penangkapan Habib Umar bin Hafidz oleh Densus 88 Antiteror Polri seperti yang disebutkan dalam video adalah hoaks. Keberadaan delapan personel Brimob adalah untuk mengawal Habib Umar selama dalam perjalanan pulang usai memimpin tabligh akbar.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.