Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang jogging dan bersepeda di luar rumah saat pandemi virus corona COVId-19 berbahaya dan rawan tertular beredar di media sosial.
Kabar tersebut disebarkan akun Facebook TARBIAHMOESLIM'S BLOGS pada 10 April 2020 lalu.
Baca Juga
Akun Facebook TARBIAHMOESLIM'S BLOGS mengunggah narasi berisi bahaya tertular virus COVID-19 ketika jogging dan bersepeda di luar rumah.
Advertisement
"BAGI YG TETAP NGOTOT JOGGING DAN SEPEDAAN (dan MOTOR-AN ??)SAAT WABAH COVID 19Ternyata anda rawan tertular dan rawan menularkan COVID-19 bahkan pada jarak 20 meter sekalipun....!!Lho bukannya jarak aman 1 meter social distancing..?Tidak berlaku.
Itu untuk bila sama sama diam.Ketika bergerak apalagi semakin cepat.. maka daya kibas angin akan menerbangkan luas virus ke mana.Jadi kalau ada yg bersepeda melintas di depan anda.. maka bisa jadi ada virus yg ikut terkibas anginnya ke anda.
Dan kemungkinan juga ketika mengendarai sepeda motor. Meski studi terhadap pengerdara motor.tidak termasuk disini.
Ini hasil studinyahttps://medium.com/@jurgenthoelen/belgian-dutch-study-why-in-times-of-covid-19-you-can-not-walk-run-bike-close-to-each-other-a5df19c77d08Kenapa bersepeda dan lari di luar rumah menjadi tetap berbahaya... Lkarena akan menjadikan COVID-19 aerosol terkena kibasan angin gerakan kecepatan itu.Copas fb," tulis akun Facebook TARBIAHMOESLIM'S BLOGS.
Konten yang diunggah akun Facebook TARBIAHMOESLIM'S BLOGS telah 748 kali dibagikan dan mendapat 164 komentar warganet.
Â
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang jogging dan bersepeda di luar rumah berbahaya dan rawan tertular COVID-19.
Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "coronavirus jogging". Hasilnya terdapat artikel yang menjelaskan mengenai jogging dan bersepeda di tengah pandemi corona COVID-19.
Satu di antaranya artikel berjudul "Horrifying simulation reveals the dangers of jogging during the coronavirus pandemic: Viral particles from another runner could infect you even if they are six feet ahead - but staying NEXT to them may be safer" yang ditayangkan situs dailymail.co.uk pada 8 April 2020.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, berdasarkan simulasi terbaru yang dilakukan Profesor Bert Blocken and Fabio Malizia dari KU Leuven & Technology University Eiondhoven, serta perusahaan teknologi simulasi Ansys mengindikasikan bahwa aturan jaga jarak atau social distancing saat ini mungkin tidak cukup aman bagi para pelari di tengah pandemi COVID-19.
Dalam video simulasi tersebut disebutkan, percikan dari saluran napas atau droplet bisa menyebar lebih dari 6 kaki atau 1,8 meter saat seseorang berjalan, berlari, atau bersepeda.
Karena itu, berlari berdampingan dengan seseorang dari pada berlari di belakang sehingga kita tidak akan kontak langsung dengan droplet.
Marc Horner, principal engineer bidang kesehatan di Ansys mengatakan, tak seperti semburan paus atau lumba-lumba yang bisa dihindari, batuk atau bersin yang dilakukan seseorang sangat tak terduga.
"Itu terjadi sangat cepat. Droplet juga sangat kecil," kata dia. Butuh waktu bagi gravitasi Bumi untuk menjatuhkan droplet ke permukaan.
Cek Fakta Liputan6.com juga membuka tautan artikel yang tertera dalam klaim.Â
Tautan tersebut mengarah ke artikel berjudul Belgian-Dutch Study: Why in times of COVID-19 you should not walk/run/bike close behind each other yang dimuat situs medium.com.
Hal senada diungkap dalam artikel tersebut. Para ilmuwan menganjurkan jarak orang berjalan dalam satu arah harus setidaknya 4-5 meter, untuk lari maupun bersepeda lambat 10 meter, dan sepeda cepat setidaknya 20 meter.
Â
Advertisement
Kesimpulan
Benar ada studi terkait jogging dan bersepeda di luar rumah di tengah pandemi COVID-19. Hasilnya, social distancing dalam jarak 6 kaki atau 1,6 meter tidak sepenuhnya aman bagi mereka yang jogging atau bersepeda.Â
Namun, sama sekali tak disebutkan soal pengendara motor dalam studi itu.Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement