Cek Fakta: Tidak Benar Masker Scuba Dilarang karena Alasan Politik

Beredar kabar masker scuba dilarang karena alasan politik. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Sep 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2020, 10:22 WIB
Gambar Tangkapan Layar Foto Larangan Menggunakan Masker Scuba
Gambar Tangkapan Layar Foto Larangan Menggunakan Masker Scuba

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang larangan penggunaan masker scuba karena alasan politik beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Tommy Cen pada 16 September 2020.

Akun Facebook Tommy Cen mengunggah foto beberapa tayangan berita tentang larangan penggunaan masker scuba.

Selain itu, akun Facebook Tommy Cen juga menambahkan narasi berisi klaim larangan penggunaan masker scuba karena politik.

"ini politik perusahaan beneran...dl awal podemi masker di save harga di naikan selangit & kluar lah masker scuba produksi rmhan harga murah jg bisa di cuci pakai lagi...skrg di larang masker scuba krn masker mereka tdk laku jg mahal...bantu tdk mlh sll nyusahin masyarakat melulu...bila mau membantu stiap rumah di bagi masker 1 kotak/bln scr free n sosialisasi br jlnin larangan itu," tulis akun Facebook Tommy Cen.

Konten yang disebarkan akun Facebook Tommy Cen telah 122 kali dibagikan dan mendapat 13 komentar warganet.

 

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang larangan penggunaan masker scuba karena alasan politik. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "masker scuba dilarang".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai larangan menggunakan masker scuba. Satu di antaranya artikel berjudul "4 Alasan Masker Scuba Tak Efektif untuk Tangkal Covid-19" yang dimuat situs Liputan6.com pada 18 September 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi saat ini, penggunaan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah menjadi hal penting untuk mencegah terjadinya penularan virus yang disebabkan Covid-19.

Selain masker kain, tak sedikit masyarakat yang memilih untuk menggunakan masker scuba. Lalu, apakah scuba termasuk masker? Ternyata bukan.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto, menjelaskan dua alasan mengapa masker scuba tak bisa mencegah Covid-19.

Pertama, karena berbahan elastis dan berpori besar. Selain itu, masker jenis ini juga dinilai tidak bisa memberikan ruang bagi bibir pada seseorang ketika sedang berbicara.

Selain masker scuba, pria yang akrab disapa Yuri juga mengungkapkan bahwa buff juga tidak bisa melindungi diri dari Covid-19.

"Buff itu bukan masker, itu jaring yang porinya jauh lebih besar," kata Yurianto dalam diskusi virtual, Kamis, 18 September 2020.

Berikut deretan alasan kenapa masker scuba tidak dianjurkan dipakai selama pandemi Covid-19:

Berbahan Tipis

Hal senada juga diungkapkan dr Muhamad Fajri Adda'i, seorang praktisi sekaligus relawan Covid-19.

"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal, kita butuh kemampuan filtrasinya," kata dia kepada Antara, Jumat (18/9/2020).

Hal ini seiring dengan pernyataan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito yang mengungkapkan, masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 bisa menembus.

Tidak Memiliki Kemampuan Menyaring Partikel yang Lebih Kecil

Merujuk pada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengungkapkan, kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting.

Bahan sutra atau silk empat lapis bisa menyaring banyak partikel, diikuti chiffon yang merupakan gabungan 90 persen poliester dan 10 persen spandeks. Lalu, flanel yang terdiri dari 65 persen katun dan 35 persen poliester.

Terkait ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas COVID-19 merekomendasikan kain tiga lapis yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester.

Tak Ada Ruang untuk Bibir

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto, mengatakan masker scuba tidak memberikan ruang bagi bibir ketika seseorang berbicara.

"Tidak nyaman digunakan karena tidak memberikan ruang yang membuat bibir kita bebas bergerak saat bicara tanpa menyentuh dinding maskernya. Kalau ini dilakukan, sebentar-sebentar pasti kita akan disibukkan dengan memperbaiki letak masker yang turun dan sebagainya," ujar Yuri dalam sebuah diskusi virtual.

Karena sentuhan-sentuhan inilah virus Corona dapat masuk ke tubuh.

Bukan Masker

Yurianto menyatakan, masker berbahan scuba memang bukan termasuk masker.

"Masker ya masker, titik. Kenapa melari-larikan ke scuba segala macam. Kan, disuruhnya pakai apa? Masker. Scuba itu masker bukan? Bukan," kata Yuri di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 16 September 2020.

Yuri menyebut pemakaian masker bukan sekadar menutupi hidung atau wajah dengan bahan seadanya. Dia meminta larangan scuba tidak dibuat polemik.

"Kenapa sih dibikin konflik? Masker, bukan penutup hidung. Kalau nutup hidung pakai kertas bisa kan. Tapi yang diminta apa? Masker," ucap Yuri.

 

 

Kesimpulan

Klaim tentang larangan penggunaan masker scuba karena alasan politik ternyata tidak benar. Masker scuba dilarang digunakan karena tidak efektif mencegah penyebaran Covid-19.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya