Simak Fakta Survei UNICEF soal Mencegah Penularan Covid-19 di Indonesia

Menurut survei tersebut, 69,6 persen responden di 6 kota besar di Indonesia mengaitkan covid-19 dengan aspek negatif.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 09 Nov 2020, 09:28 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2020, 08:00 WIB
coronavirus-virus-mask-corona-4914026
coronavirus-virus-mask-corona-4914026-pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan (3M), merupakan langkah utama mencegah penularan virus corona covid-19. Kendati wabah ini belum berakhir, informasi hoaks mengenai covid-19 masih banyak bertebaran di ruang digital.

Sebuah survei yang dilakukan AC Nielsen yang bekerja sama dengan UNICEF pada 6 kota besar di Indonesia dengan jumlah 2000 responden, mencoba menggali sikap masyarakat terkait praktik pencegahan covid-19 pada kehidupan sehari-hari.

Menurut survei tersebut, 69,6 persen responden di 6 kota besar di Indonesia mengaitkan covid-19 dengan aspek negatif seperti, berbahaya, menular, darurat, mematikan, menakutkan, khawatir, wabah, pandemi, dan penyakit. Meski mayoritas responden mengasosiasikan covid-19 dengan aspek negatif, tapi hal-hal ini bisa mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak positif dalam mencegah penularannya.

"Ketakutan apabila dimanfaatkan dengan benar, kembudian bisa mengarahkan ke arah perilaku yang lebih baik. Karena kalau tidak diolah dengan baik ketakutan ini hanya akan jadi ketakutan saja, tidak menjadi aset untuk mengolah perubahan perilaku," kata Rizky Ika Syafitri, UNICEF Communications Development Specialist, dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.

Kemudian, perilaku masyarakat terkait 3M secara rill di lapangan menunjukkan bahwa 31,5 persen dari seluruh responden melakukan seluruh perilaku 3M secara disiplin. Selanjutnya, sebanyak 36 persen dari total jumlah responden melakukan dua dari perilaku 3M.

Sementara 23,2 persen melakukan 1 dari perilaku 3M. Hanya 9,3 persen dari responden yang tidak melakukan kepatuhan terhadap 3M sama sekali untuk mencegah penularan covid-19.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kesalahan Informasi

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Kebanyakan responden berpikir bahwa penularan covid-19 melalui orang yang btuk dan bersin (71 persen). Hanya 23 hingga 25 persen responden yang menyebutkan penularan covid-19 melalui berbicara dan bernafas. Ini menjelaskan, mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin.

Untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku ini, penting juga untuk mengetahui media penyalurannya yang tepat. Sumber informasi yang paling dipercayai masyarakat mengenai covid-19 ini adalah media massa televisi, kemudian diikuti oleh koran, radio, media sosial, WhatsApp Group, pemberitaan media online, dan situs internet.

"Jadi kalau untuk perubahan perilaku, kita cari tahu yang terpercaya. Karena kalau terpercaya asumsinya masyarakat akan mau melakukan perubahan yang dipromosikan. Medium televisi masih menjadi salah satu penyaluran terkuat untuk dimanfaatkan. Yang menarik juga di sini tokoh masyarakat dan tokoh agama masih didengarkan oleh masyarakat," ujar Rizky Ika Syafitri.

Pentingnya edukasi lebih lanjut membantu membentuk kerangka pikir pada masyarakat agar mengubah perilaku pencegahan covid-19 lebih disiplin lagi.

"Pastikan untuk penanganan covid-19 masyarakat mengakses sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk informasi covid-19 sudah ada website, www.covid19.go.id, yang didalamnya terdapat fitur hoax buster untuk memastikan informasi tersebut benar atau hoaks," ujar Rizky Ika Syafitri mengakhiri.

 


Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya