Waspada Hoaks Situs Palsu Pencuri Data Pribadi, Ini Cara Mendeteksinya

Agar tidak menjadi korban pencurian data pribadi, begini cara mengenali situs palsu

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Des 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi hoax
Agar tidak menjadi korban pencurian data pribadi, begini cara mengenali situs palsu

Liputan6.com, Jakarta- Alamat situs palsu beberapa kali ditemukan Cek Fakta Liputan6.com dalam informasi hoaks yang disebar di dunia maya. Biasanya, informasi hoaks yang dibuat sangat menarik dengan godaan penawaran tidak masuk akal dengan persyaratan yang terlalu mudah, untuk menggiring pembaca informasi tersebut membukan situs palsu disematkan dalam informasi hoaks tersebut untuk dicuri data pribadinya.

Berbagai modus pencurian data melalui hoaks mencantumkan situs palsu yang Cek Fakta Liputan6.com telah telusuri di antaranya adalah hadiah uang dan pemberian kuota internet gratis.

Agar tidak menjadi korban pencurian data pribadi, begini cara mengenali situs palsu dilansir dari cermati:

1. Cari nama situs web di mesin pencarian dan lihat hasilnya

 Sebelum membuka website cobalah untu memeriksa website tersebut menggunakan Google, Bing, Yandex, atau mesin pencari internet lain.

Jika website yang dicari muncul di halaman awal bisa dikatakan website tersebut aman karena, website yang memiliki domain alamat website yang benar akan mudah terdeteksi dan muncul di mesin pencarian.

Contohnya: Bila kamu mengetik Cermati untuk mengecek apakah website Cermati.com itu benar pada kotak pencaharian di mesin pencarian apapun, maka bagian pertama yang keluar terkait keyword cermati adalah websitenya, untuk Google pada bagian kanan halaman akan tercantum alamat kantor lengkap Cermati.com dan keterangan soal perusahaan Cermati secara singkat.

Khusus untuk mencari di Google jangan lupa mengecek ulasan pengguna tentang situs web dengan lalu lintas tinggi di dekat bagian atas hasil pencarian, jadi pastikan untuk memeriksa ini jika ada.

 

2. Perhatikan bilah alamat

Untuk mengecek apakah website fintech memang aman dan menggunakan enkripsi untuk mentransfer data, melindunginya dari peretas. Kamu bisa mengecek pada bagian awal alamat situs web apakah apakah ‘https://’ atau ‘http://’. Jika https// maka bisa dikatakan website cukup aman, meskipun belum bisa dijamin 100%.

Contohnya: https://www.cermati.com/

https:// akan keluar secara otomatis saat kamu mengklik dua kali pada bagian URL atau saat akan mengcopy alamat website.

 

3. Menggunakan laporan transparansi Google

 Untuk langkah yang lebih cepat, kamu bisa langsung meng-copy dan mem-paste alamat website yang ingin kamu cek kredibilitas atau keasliannya di https://transparencyreport.google.com/safe-browsing/search. Klik enter setelah menulis atau mem-paste alamat website/url dan tunggu hasilnya.

 

4. Cek nama domain atau evaluasi URL situs web

Trik paling banyak digunakan penipu adalah membuat situs webnya sangat mirip atau meniru alamat merek atau perusahaan besar. Seperti website bank atau website popular seperti e-commerce atau fintech besar.

Trik ini digunakan karena banyaknya orang yang tidak mengecek dua kali atau melihat sekilas saja alamat situs web dan nama domain. Seperti YahOO.com atau Amazon.net, padahal alamat sebenarnya adalah yahoo.com (menggunakan huruf O bukan angka nol) dan amazon.com.

Untuk website Cermati sendiri, menggunakan domain (.com) sebagai alamat resmi website, walaupun menulis dengan domain (.co.id) secara otomatis akan diarahkan ke alamat yang menggunakan (.com).

Jika menemukan alamat dengan kata cermati tapi meggunakan (.blogspot atau .wordpress) sebelum (.com) artinya situs ini mencurigakan atau merupakan blog pribadi seseorang.

Nah, untuk yang ingin mengecek alamat website lainnya, berikut tanda-tanda bahaya dari sebuah alamat website bodong yang perlu dikenali:

Website memiliki beberapa tanda hubung atau simbol di nama domain

Nama domain meniru bisnis sebenarnya (misalnya, “Amaz0n” atau “NikeOutlet” atau “Cybertreat”)

Menggunakan template situs web yang kredibel

Ekstensi domain seperti “.biz” dan “.info”. Situs-situs dengan esktensi ini cenderung tidak kredibel.

 

5. Mencari tahu usia domain

Para penipu biasanya beraksi pada momen tertentu untuk melakukan aksinya. Misalnya, ketika selama liburan biasanya akan ada gelombang belanja online yang lebih banyak dibandingkan hari lainnya. Untuk itu, mereka menyusun situs web yang tampak sah dan sangat mirip dengan website perusahaan besar yang ditiru dengan sangat cepat di sekitar waktu itu.

Dengan mengecek usia domain kamu bisa menilai sendiri apakah website tersebut bodong atau tidak. Kamu bisa mengeceknya dengan mengklik link ini https://whois.domaintools.com/ 

Tulis alamat website pada kota pencarian dan tunggu hasilnya. Jika usia domain hanya berkisar 1 bulan tapi menggunakan nama perusahaan besar yang kamu tahu sendiri berapa lama kira-kira perusahaan itu berdiri artinya website tersebut mencurigakan.

Biasanya, website e-commerce atau fintech usia domainnya akan setahun atau dua tahun lebih tua dari usia resmi perusahaan berdiri. Karena saat domain dibeli, belum tentu websitenya sudah layak digunakan dan masih dalam tahap pengembangan sebelum secara resmi diluncurkan.

Untuk website cermati.com, jika kamu mengeceknya menggunakan link tersebut maka tanggal pembuatan domain adalah 2014 setahun lebih awal dari tahun resmi Cermati berdiri yaitu tahun 2015.

 

6. Perhatikan penggunaan tata bahasa, kualitas tulisan dan pengejaannya

Website dengan ejaan, tanda baca, kapitalisasi, dan tata bahasa yang baik, sesuai kkbi juga tanpa kesalahan penulisan menunjukkan bahwa situs web itu dibuat dengan serius.

Memang ada perusahaan dengan situs web yang sah dan mungkin saja mengalami kesalahan ketik sesekali profesional. Namun, tetap perhatikan jika situs web menggunakan huruf besar untuk setiap kata atau memiliki banyak frasa dan tanda baca yang aneh, maka patut dicurigai.

 

7. Menawarkan benefit, promosi atau diskon yang tidak masuk akal

Penipu biasanya akan menggunakan penawaran, diskon, promosi dan hadiah dengan keterangan yang tidak masuk akal. Misalnya potongan sampai 99% tapi dengan persyaratan yang terlalu mudah.

Umumnya jika perusahaan resmi menawarkan diskon sebesar itu, persyaratan yang diberikan juga cukup detail dan banyak.

Seperti harus mengikuti quiz, mengadakan kompetisi, mencari kode tertentu dengan harus membeli produknya terlebih dahulu dan berbagai benefit lainnya diumumkan di platform resmi seperti sosial media yang sudah verified bahkan ada juga yang diiklankan ke televisi atau billboard.

Jadi, jika persyaratan hadiah yang ditawarkan hanya dengan mengisi informasi pribadi jangan lakukan.

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya