Liputan6.com, Jakarta - Maraknya hoaks soal vaksin covid-19 membuat banyak penolakan bagi kelompok etnis dan agama tertentu di Inggris. Hal ini tentu mengkhawatirkan bagi kesuksesan program vaksinasi itu sendiri.
Inggris menjadi negara pertama yang melakukan vaksinasi covid-19. Mereka melakukannya pada 8 Desember 2020 lalu menggunakan vaksin Pfizer.
Namun program vaksinasi tidak berjalan mulus. Pasalnya hoaks vaksin covid-19 banyak menargetkan pemeluk agama tertentu.
Advertisement
Dalam beberapa pesan berantai, vaksin covid-19 disebut mengandung produk hewani atau alkohol sehingga diharamkan oleh pemeluk agama Islam. Sementara di pesan berantai yang lain vaksin disebut mengandung daging sapi yang tidak dikonsumsi umat Hindu.
"Kami telah memanggil semua pasien dan mendaftarkan mereka untuk mendapatkan vaksin. Tetapi staf mengatakan ketika mereka memansaggil banyak pasien Asia Selatan menolak untuk mendapatkan vaksinasi," ujar dr Samara Afzal dilansir BBC.
"Banyak dari mereka enggan divaksin karena informasi salah dari anggota keluarga yang lain. Kami harus membujuknya melalui telepon agar mereka mau."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tantangan
Hal ini membuat sejumlah masyarakat di Inggris tak mau divaksinasi covid-19. Meskipun nama mereka sudah terdaftar dan tinggal menunggu jadwal vaksinasi.
"Kami harus memberikan informasi yang jelas bahwa tidak ada kandungan daging sapi atau babi di vaksin. Kami juga harus menyampaikan bahwa vaksin ini sudah diterima oleh semua pemimpin agam," ujar dr Harpreet Sood dari Layanan Kesehatan Masyrakat Inggris (NHS).
"Ada pekerjaan besar bagi kami untuk memberikan informasi yang jelas. Kami juga ingin memastikan semua kalangan terjangkau informasi ini. Itu sebabnya kami menggandeng pemuka agama, influencer dan tokoh masyarakat."
"Semua harus bisa bekerja sama dalam situasi seperti ini. Dan peran semuanya bisa membantah hoaks itu sendiri."
Advertisement