Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari mengatakan, media berperan penting dalam memerangi berita bohong atau hoaks dan radikalisme yang berseliweran di media sosial.
"Seiring kemajuan teknologi internet, hoaks dan radikalisme menjadi salah satu ancaman yang nyata yang dihadapi masyarakat. Semua elemen termasuk media harus bersama-sama memerangi keduanya," kata Atal seperti dilansir dari Antara, Kamis (28/1/2021).
Atal menjelaskan, media harus menjadi pengecek fakta (fact checker) dan sumber informasi yang lebih valid dibandingkan media sosial.
Advertisement
"Media harus memverifikasi atau membandingkannya dengan berita yang sama dari sumber yang berbeda," ucap Atal.
Dia pun mengimbau, media untuk tidak melakukan glorifikasi dalam pemberitaan, tetapi memilih diksi yang lembut dan tidak menyudutkan pihak-pihak tertentu.
Atal menjelaskan, pers juga harus berperan aktif mencegah radikalisme, dan terorisme karena dua hal itu merupakan kejahatan luar biasa.
Menurut dia, radikalisme dapat direduksi jika media massa menghindari posisi sebagai penguat konfilik (intensifier of conflict).
"Jika ada perbedaan pandangan di masyarakat, jangan ikut-ikutan memanas-manasi atau berpihak pada satu pihak," tambah Atal.