Kumpulan Hoaks Seputar Covid-19 dalam Sepekan

Simak hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Mar 2021, 07:26 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2021, 07:00 WIB
Banner hoaks
Banner hoaks seputar covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks seputar Covid-19 masih beredar di dunia maya dan nyata, terpaan informasi palsu tersebut tentunya dapat menyesarkan masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan Cek Fakta Liputan6.com, ditemukan sejumlah informasi hoaks seputar Covid-19 yang beredar di tengah masyarakat, berikut daftarnya:

1. Vaksin Covid-19 Sirup untuk yang Takut Disuntik

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin Covid-19 untuk yang takut disuntik

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 dalam bentuk sirup untuk yang takut jarum suntik. Klaim tersebut diunggah akun Facecook Arifianto, pada 5 Maret 2021.

Unggahan klaim vaksin Covid-19 dalam bentuk sirup untuk yang takut jarum suntik berupa foto yang berisi botol berlabel putih bertuliskan "VACCINE COVID19" dalam foto tersebut terdapat tulisan "Vaksin Covid19 Dalam bentuk Sirup BAGI Yang Takut Suntik".

Benarkah klaim vaksin Covid-19 dalam bentuk sirup untuk yang takut jarum suntik? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksin Covid-19 dalam bentuk sirup untuk yang takut disuntik tidak benar.

Kementerian Kesehatan telah membatah klaim vaksin Covid-19 dalam bentuk sirup untuk yang takut disuntik, foto label di botol pada klaim hasil editan. 

 

2. Pesan Berantai Pernyataan IDI terkait Pandemi Virus Corona Covid-19

 Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) soal pandemi virus corona covid-19. Postingan itu ramai dibagikan sejak pekan kemarin.

Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Tn Tara PBworked. Dia mempostingnya di Facebook pada Minggu (21/3/2021). 

Berikut isi postingannya:

"Wahaiii warga negara indonesia ku tercinta...sadarr lah akan fitnah wabahh ini..kita sedang d jajah negara lain..dgn mengemparkan wabah covid 19 agar kita menjadi warga negara yg bodoh dan tidak memiliki generasi2 hebat...!_Tulisan ini *dari kawan-kawan komunitas IDI* ( Ikatan Dokter Indonesia ) Tulisan nya bagus dan ilmiah_

*JANGAN TERMAKAN PEMBODOHAN* BERPIKIRLAH DENGAN *AKAL SEHAT* AGAR SELALU *SEHAT PULA SELURUH TUBUHNYA*

Terus terang kami paham sebenarnya *apa yang terjadi,* hakekatnya *udara didunia ini bersih* dan *sehat, tidak ada pandemi,* tidak ada covid dan *tidak ada virus* yang berterbangan *yang mematikan,* semua itu adalah *bentuk pengelabuan* dan *pembodohan global* !Contoh negeri *Swedia, Korea Utara, Chechnya, Tajikistan* dan sebagian *negeri-negeri Islam ex jajahan Soviet* adalah negeri *yang aman sehat semua rakyatnya* tidak ada satupun *yang diklaim terkena covid,* kok bisa ?Karena *negara-negara tersebut tegas menolak keras himbauan dari WHO*, karena bagi negara tersebut ini adalah *'isu pandemi'* bukan 'wabah pandemi', *dengan tujuan mematikan perekonomian* dan *sosial masyarakat suatu negara*.Secara *LOGIKA saja, pertama* bila covid ini disebut *pandemi* ( wabah *virus* yang *mematikan* ), *tentunya* dan *seharusnya* orang-orang disekitar kita *sudah banyak yang mati bergelimpangan* pula dan *berjatuhan* di *jalan-jalan,* di *pasar-pasar*, *dirumah-rumah mereka sendiri* pada *berjatuhan mati* seperti yang *kita lihat* yang terjadi *di wuhan china sana*, tidak harus mati *di rumah sakit*, karena katanya *pandemi* ? *Masih percayakah yang mati berjatuhan* di *jalan-jalan* di *wuhan china* itu adalah *karena covid* ? Ternyata *China RRC telah berhasil membuat pembodohan* kepada *seluruh dunia.**Logika kedua,* bisa dipikir *dengan akal sehat* saja *kasus-kasus* yang terjadi *mengapa orang-orang yang diklaim 'positif'* lalu *karantina dirumah* sendiri ( mandiri ) *99% tidak pernah ada satupun korban yang meninggal,* betul ? *Tapi yang di karantina di rumah sakit* pasti banyak dari *teman-teman kita* dan *saudara kita* yang kita cintai *meninggal* mereka hanya menjadi *korban kematian* justeru *saat dirumah sakit.**Mengapa kasus korban kematian covid"

Lalu benarkah IDI mengeluarkan pernyataan terkait pandemi virus corona covid-19 seperti postingan di atas? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan atau pesan berantai yang berisi pernyataan IDI terkait pandemi virus corona covid-19 adalah hoaks.

 

3. Inggris Turunkan Status Covid-19 Sebab Bisa Disembuhkan Paracetamol, Pandemi Berakhir

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi telah berakhir

Informasi Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi telah berakhir melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut informasi tersebut:

"File Corona ditutup di Inggris

Klasifikasi UK Povid berubah dari penyakit menular yang parah menjadi penyakit menular biasa…

https://www.gov.uk/guidance/high-consequence-infectious-diseases-hcid

Pemerintah Inggris menyatakan bahwa penyakit Corona adalah virus yang umum, dan hanya orang yang memiliki masalah lain yang takut akan penyakit itu.

Dan itu bisa dilawan dengan pil Parastamol. Tutup file Corona setelah Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi terlibat dalam konspirasi melawan kemanusiaan, memaksa mereka untuk mengaku dan mengubah pernyataan mereka, dan perintah akan diarahkan ke semua negara untuk dibuka dan tidak perlu ada jarak sosial dan mengarahkan pemulangan hidup normal

Hari ini, organisasi tersebut menyatakan:

Organisasi Kesehatan Dunia mencapai kesimpulan akhir bahwa pembawa virus Covid 19 dianggap orang yang tidak menular kepada orang lain, kecuali dalam kasus gejala, yang terpenting adalah suhu! Oleh karena itu, tidak disarankan untuk memeriksa yang tidak terinfeksi atau menyimpannya untuk karantina

Dengan demikian, survei nasional dan karantina untuk orang-orang tanpa gejala menjadi tidak berguna dan tidak mempengaruhi penanganan penyakit !!!

Strateginya sekarang adalah mencari orang dengan gejala dan bukan pembawa penyakit!Sekarang pandemi telah berakhir dan konspirasi telah terungkap, dan Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa apa yang terjadi beberapa bulan lalu adalah kesalahpahaman."

Benarkah klaim Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi telah berakhir? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Inggris menurunkan status Covid-19 sebab bisa sembuh dengan Paracetamol, pandemi berakhir tidak benar.

Pemerintah Inggris memang menurunkan status Covid-19 dari dari klasifikasi sebagai penyakit menular konsekuensi tinggi (HCID) karena tidak masuk dalam kategori HCID, bukan karena Covid-19 bisa sembuh dengan Paracetamol. Meski Covid-19 tidak masuk dalam kategori HCID, tetapi masih berbahaya, Pemerintah Inggris pun berupaya memutus penularan penyakit tersebut dengan melakukan lockdown pada Januari 2021 karena kasusnya meningkat.

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya