Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang diklaim sebagai hasil studi dari Universitas Stanford yang menyebut masker tidak efektif mencegah penyebaran covid-19 dan membahayakan. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang mempostingnya bernama Dani Hinck Martin. Dia mengunggahnya di Facebook pada 20 April 2021.
Dalam postingannya terdapat judul artikel: "Stanford Study Results: Facemasks are Ineffective to Block Transmission of COVID-19 and Actually Can Cause Health Deterioration and Premature Death"
Advertisement
atau dalam Bahasa Indonesia "Hasil Studi Stanford: Masker Wajah Tidak Efektif Menghalangi Penularan COVID-19 dan Sebenarnya Dapat Menyebabkan Penurunan Kesehatan dan Kematian Dini"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Universitas Stanford mengeluarkan studi bahwa masker tidak efektif mencegah penyebaran covid-19 dan membahayakan?
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta:
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Study making false claims about masks is misattributed to Stanford University" yang tayang di AFP Fact Check 23 April 2021.
Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari pihak Universitas Stanford. Universitas Stanford membantah bahwa penulis dalam penelitian itu, Baruch Vainshelboim merupakan karyawannya.
"Universitas Stanford tidak pernah mempekerjakan Baruch Vainshelboim. Beberapa tahun lalu (2015), dia menjadi sarjana tamu di Stanford selama setahun, tentang hal-hal yang tidak terkait dengan makalah ini," ujar Julie Greicius, Direktur Komunikasi Senior untuk Stanford Medicine, melalui email pada AFP Fact Check.
"Afiliasi penulis secara tidak akurat dikaitkan dengan Stanford, dan kami telah meminta koreksi," ujarnya menambahkan.
AFP Fact Check juga menjelaskan bahwa studi yang beredar di postingan Facebook dipublikasikan dalam jurnal bernama Medical Hypotheses. Jurnal ini disebut oleh Colin Furness, Asisten Profesor di Dalla Lana Scholl of Public Health, University of Toronto sebagai jurnal 'sampah' dan tidak seharusnya ditayangkan.
"Jurnal ini menerbitkan karya spekulatif, tetapi ini tidak spekulatif melainkan menyesatkan," katanya kepada AFP Fact Check.
Terkait narasi yang disebutkan bahwa masker tidak efektif dan membahayakan juga tidak benar. Dalam studi yang diterbitkan oleh jurnal ternama Lancet, Juni 2020, dari 172 studi dari 16 negara dan enam benua menyimpulkan:
"Mengenakan masker wajah melindungi orang, baik petugas kesehatan dan masyarakat umum dari infeksi."
Link studi tersebut bisa dilihat di sini...
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dalam websitenya juga menyebut "Masker adalah penghalang sederhana untuk membantu mencegah droplets Anda mencapai orang lain."
Link terkait anjuran masker dari CDC bisa dilihat di sini....
Terkait pemakaian masker, Cek Fakta Liputan6.com pernah meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i.
"Memakai masker sangat krusial, apalagi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang lain. Bahkan perkembangan mutasi virus yang mengancam membuat negara-negara Eropa dan AS merekomendasikan pemakaian masker lebih ketat lagi. Justru dengan masker risiko penularan menurun hingga 70 persen berdasarkan penelitian," ujarnya.
Studi soal masker efektif mencegah penyebaran covid-19 bisa dilihat di sini...
Beberapa hoaks soal masker bisa dilihat di link ini, ini, dan ini...
Sumber:
https://factcheck.afp.com/study-making-false-claims-about-masks-misattributed-stanford-university
https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(20)31142-9/fulltext
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/cloth-face-cover- guidance.html
https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2776536?guestAccessKey=e22ecf5f-694a- 4f30-b397- cafc0ad679e2&utm_source=fbpage&utm_medium=social_jama&utm_term=4481279606&ut m_campaign=article_alert&linkId=111104669
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim Universitas Stanford mengeluarkan studi bahwa masker tidak efektif mencegah penyebaran covid-19 dan membahayakan adalah tidak benar.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement