Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mengungkapkan bahwa hoaks atau berita bohong terkait vaksin COVID-19 menyulitkan pemerintah dan para tenaga kesehatan di wilayah pedesaan untuk melakukan vaksinasi.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Arman Bausat mengatakan, sebagian masyarakat di wilayah pedesaan kurang responsif terhadap pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Baca Juga
"Kami yang mendatangi mereka melalui mobile vaksinasi tapi kembali tingkat penerimaan masyarakat dipengaruhi berbagai faktor, seperti hoaks vaksin yang sudah telanjur diterima warga pedesaan," kata Arman dikutip dari Antara, Sabtu (27/11/2021).
Advertisement
"Rata-rata yang belum divaksin adalah warga daerah pinggiran yang tingkat pengetahuannya masih sangat minim pada upaya pencegahan penyebaran virus corona ini," sambung Arman.
Penyebaran hoaks terkait bahaya vaksinasi semakin diperparah dengan rendahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan terhadap manfaat vaksinasi.
dr Arman mengakui bahwa pelaksanaan vaksinasi di wilayah perkotaan, mulai dari ibukota provinsi, kabupaten hingga kecamatan tidak mengalami hambatan serius. Berbeda dengan di pedesaan, sebagian warganya belum mengetahui manfaat dari vaksinasi.
"Makanya sekarang perjuangan kita sangat berat, jangkauan berat, akses berat, keinginan dan kesadaran juga berat," ucap Arman.
Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammadong mengaku tetap optimis program vaksinasi COVID-19 akan sesuai target.
Ia juga melihat, semakin banyak warga yang langsung mendatangi gerai vaksinasi dan Pemprov Sulsel bisa mencapai 40 persen dari 7 juta lebih target vaksinasi di Sulsel.
"Makanya kita bisa capai 40 persen sekrang. Tetapi saat ini kita berhadapan orng ragu-ragu. Mau jika didorong lewat beberapa langkah, dan memang informasi positif harus terus disampaikan," ucap dia.9.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement