Liputan6.com, Jakarta - Informasi seputar Covid-19 yang beredar di tengah masyarakat semakin beragam. Sebab itu, sebaiknya kita tidak mudah percaya sebelum memastikan kebenarannya, ini untuk menghindari agar kita tidak menjadi korban hoaks.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian kabar tersebut terbukti hoaks.
Baca Juga
Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 yang beredar dalam sepekan:
Advertisement
1. Pandemi Covid-19 Diperagakan pada Seremonial Pembukaan Pertandingan Sepak Bola Barcelona 1992
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim seremonial pembukaan pertandingan sepak bola di Bacelona 1992 memperagakan pandemi Covid-19. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 18 Desember 2021.
Klaim video seremonial pembukaan pertandingan sepak bola di Bacelona 1992 memperagakan pandemi Covid-19 menampilkan rangkaian pawai sejumlah orang mengenakan kostum di tengah lapangan, pada setiap cuplikannya digambar bentuk Covid-19 dan suntikan.
Informasi tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Upacara pembukaan pertandingan sepak bola Barcelona 1992 mereka mendemontrasikan pandamic,hydra rise dan pesawat luar angkasa alien"
Benarkah seremonial pembukaan pertandingan sepak bola di Bacelona 1992 memperagakan pandemi Covid-19? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.
Â
2. Cara Terbebas dari Covid-19 Varian Omicron Adalah Dengan Tidak Divaksin
Beredar di media sosial postingan yang mengklaim varian covid-19 Omicron bisa dihindari dengan cara tidak divaksin. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Dalam postingan tersebut terdapat narasi "fakta omicron yang terinfeksi 95 persen sudah divaksinasi."
Selain itu ada narasi selanjutnya yakni "cara terbebas Omicron, jangan divaksin"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim cara mencegah varian covid-19 Omicron adalah dengan cara tidak divaksin? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com  di sini.
3. Akses Akun Facebook Gunakan Bukti Vaksinasi Covid-19
Beredar di media sosial postingan yang mengklaim bukti vaksinasi sebagai syarat untuk mengakses akun Facebook. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Oktober 2021.
Dalam postingannya terdapat tampilan awal untuk mengakses akun Facebook dengan tulisan "Log in with your Vaccine ID" atau dalam Bahasa Indonesia "Masuk dengan Bukti Vaksinasi"
Selain itu akun tersebut juga menambahkan narasi:
"Log in with your vaccine ID
bahasa sederhananya yang tidak di FUCKSIN tidak bisa menggunakan media sosial
(penjajahan terkejam adalah membuat orang yang terjajah sampai merasa tidak terjajah)"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim bukti vaksinasi sebagai syarat masuk akun Facebook? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
4. Vaksin COVID-19 Mengandung "Luciferase"
Klaim tentang vaksin virus corona COVID-19 mengandung Luciferase beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Instagram pada 10 Oktober 2021.
Akun Instagram tersebut mengunggah sebuah video berisi pidato dari seorang wanita. Dalam pidatonya, si wanita itu menyebut bahwa vaksin COVID-19 mengandung Luciferase, senyawa yang dapat melacak keberadaan seseorang.
"Jadi, ada bahan yang disebut dengan LUCIFERASE (SM-102). Yang bisa melacakmu. Temanku dilaporkan atas tuduhan menggunakan Paspor Vaksin Palsu. Dia melewati (scanner) di Bandara untuk Penerbangan Internasional. Tahu apa yang mereka bilang? Kami tahu Kau tidak disuntik Vaksin. Tahu Kenapa? Karena mereka menaruh sesuatu di dalam vaksin untuk melacakmu," demikian pernyataan dari wanita dalam video tersebut.
Konten yang disebarkan akun Instagram tersebut telah 107 kali ditonton warganet.
Benarkah vaksin virus corona COVID-19 mengandung Luciferase, senyawa yang dapat melacak keberadaan seseorang? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.
5. Penyebaran Varian Omicron Lebih Cepat dari Jadwal
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penyebaran Covid-19 varian Omicron lebih cepat dari jadwal Mei 2022. Informasi tersebut diunggah oleh salah satu pengguna Facebook, pada 3 Desember 2021.
Unggahan klaim penyebaran Covid-19 varian Omicron lebih cepat dari jadwal jadwal Mei 2022, untuk Omicron lebih cepat dari Mei 2021 berupa foto dua tabel, tabel pertama berisikan daftar varian Covid-19 dan tabel ke dua berisikan keterangan bulan dan tahun. Pada varian Omicron dan keterangan waktu yang sejajar diberi tanda garis merah.
Pada bagian samping tabel terdapat logo Johns Hopkins University, World Economic Forum dan WHO. Pada sisi bawah tabel terdapat keterangan berikut:
"Every thing is pre planed. The only mistake is thad this varian comes six month before actualy it's plane in may 2022"
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Seperti mereka bilang, bahwa Agenda mereka Sangat Sukses, Melampaui Expectasi mereka.So, Dipercepat saja.".
Benarkah klaim penyebaran Covid-19 varian Omicron lebih cepat dari jadwal Mei 2022? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement