Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 yang beredar di media sosial disajikan dengan beragam kemasan, salah satunya berbentuk video.Kita pun harus tetap waspada agar tidak salah mempercayai informasi palsu.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19 dalam bentuk video, hasilnya sebagian terbukti hoaks.
Baca Juga
Simak kumpulan video hoaks seputar Covid-19:
Advertisement
1. Dirjen WHO Akui Beberapa Negara Gunakan Vaksin Booster untuk Membunuh Anak-Anak
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui beberapa negara gunakan vaksin booster untuk membunuh anak-anak. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 2 Januari 2022.
Unggahan klaim Direktur Jenderal WHO mengakui beberapa negara gunakan vaksin booster untuk membunuh anak-anak berupa video Tedros Adhanom Ghebreyesus yang sedang memberikan keterangan dengan durasi 53 detik.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Tedr os slips up and ad mits some countries using boo ster sho ts to ki ll chil dren 💥💥💥💥
Tedros tergelincir dan mengakui beberapa negara menggunakan temba kan bo os ter untuk mem bu n uh anak-anak.
Credit to HATS TRUTH 🎩
Please check
https://www.who.int/.../who-director-general-s-opening...#
27:20 of the audio version right from the WHO website. He said it. 👍🏼"
Benarkah klaim Direktur Jenderal WHO mengakui beberapa negara gunakan vaksin booster untuk membunuh anak-anak? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.
2. Lonjakan Protein pada Anak Usai Disuntik Vaksin COVID-19 Sebabkan Kerusakan Organ Tubuh
Klaim tentang lonjakan protein usai divaksin COVID-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak-anak beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 Desember 2021.
Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi pernyataan dari Robert Malone, seorang ahli virus dan imunologi asal Amerika Serikat.
Dalam video itu, Malone mengatakan bahwa gen virus pada vaksin COVID-19 jika masuk ke dalam sel anak, menyebabkan lonjakan protein yang beracun. Protein tersebut diklaim menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak.
"Yang pertama adalah bahwa gen virus akan disuntikan ke dalam sel anak anda. Gen ini memaksa tubuh anak anda untuk membuat protein lonjakan beracun. Protein ini sering menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak, termasuk otak dan sistem saraf anda. Jantung, dan pemubuluh darah mereka termasuk pembekuan darah, sitem reproduksi," demikian pernyataan Malone dalam video tersebut.
"ASTAGHFIRULLAH.. 😭Tonton dan simak pernyataanDR. ROBERT MALONE. MDahli VIROLOGIST and IMMUNOGIST," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 3 kali dibagikan dan 44 kali ditonton warganet.
Benarkah lonjakan protein usai divaksin COVID-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak-anak? Simak hasil penelusurannya di sini.
3. Video Informasi PBB dan WHO Tentang Penghentian Vaksin di Seluruh Dunia
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video dari Kantor PBB dan WHO tentang penghentian vaksin di seluruh dunia. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 11 Desember 2021.
Klaim video dari Kantor PBB dan WHO tentang penghentian vaksin di seluruh dunia yang diunggah menampilkan 6 orang yang sedang berdiri, salah satunya memberikan keterangan, pada tayangan tersebut diberi keterangan.
Dalam video tersebut terdapat tulisan:
"VIRALLL....#Fyp
JUST INFO DARI KANTOR PBB WHO
UNTUK VAKSIN DI SELURUH DUNIA HARUS DI BERHENTIKAN"
Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Semoga ada manfaat untuk semua yang melihat ini..."
Benarkah klaim video dari Kantor PBB dan WHO tentang penghentian vaksin di seluruh dunia? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
4. Vaksin Covid-19 Sinovac Merupakan Bahan Ujicoba Bagi Anak-Anak Indonesia
Beredar di media sosial postingan video terkait vaksin covid-19 buatan Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Dalam video yang beredar terdapat seorang pria yang mengajak untuk menolak pemberian vaksin covid-19 bagi anak-anak. Ia menyebut vaksin covid-19 yang akan diberikan merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia.
Pria itu beralasan vaksin covid-19 bagi anak-anak buatan Sinovac belum melakukan tes ujicoba atau studi bagi anak Indonesia. Ia juga mengajak sejumlah orang di video tersebut untuk melakukan aksi penolakan pada 22 Desember 2021.
Lalu benarkah video yang mengklaim vaksin covid-19 Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement