Kampanye Pemilu dengan AI Harus Fokus pada Pendidikan Politik untuk Masyarakat

Adapun tantangan dalam kampanye dengan AI antara Peserta Pemilu dengan masyarakat, terkait ruang dialog dan literasi politik untuk terbangunnya komunikasi.

oleh Anasthasia Yuliana Winata diperbarui 02 Jun 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2023, 16:00 WIB
Banner Infografis Durasi Kampanye Pemilu 2024 Akan Dipangkas Jadi 90 Hari. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Durasi Kampanye Pemilu 2024 Akan Dipangkas Jadi 90 Hari. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilu 2024, para Peserta Pemilu tentu telah mempersiapkan keperluan kampanye mendatang. Di era digitalisasi ini kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) mulai digunakan untuk kepentingan kampanye.

“Beberapa calon kepala daerah sudah menggunakan AI ini untuk kepentingan kampanye dan membangun komunikasi politik mereka," tutur Fadli Ramadhanil, Manager Program Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) dalam Virtual Class Cek Fakta Liputan6.com bertajuk Waspada Hoaks Gunakan AI Makin Sulit Dikenali “Hoaks with AI” (31/5/2023).

Pemanfaatan AI untuk kampanye membantu efektivitas kampanye Peserta Pemilu. Kecanggihan AI dapat tepat sasaran pada masyarakat karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perilaku pemilih. Hal ini akan memudahkan peserta Pemilu melaksanakan kampanye.

Adapun tantangan dalam kampanye dengan AI antara Peserta Pemilu dengan masyarakat, terkait ruang dialog dan literasi politik untuk terbangunnya komunikasi.

Singkatnya, kampanye dengan AI ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan hal yang disukai pemilih. Hal ini menyebabkan Peserta Pemilu sangat bergantung pada masyarakat sehingga dialog dan komunikasi terkait literasi politik tidak terbangun.

Dengan memanfaatkan AI, kini Peserta Pemilu terjebak dengan keinginan dan kondisi pemilih. Padahal seharusnya kampanye fokus pada pendidikan politik kepada masyarakat.

“Yang harusnya peserta pemilu juga punya tanggung jawab untuk memberikan suatu informasi yang jauh lebih penting, meluruskan masyarakat, mendidik masyarakat. Kan itu yang juga harusnya dipikirkan dalam kepentingan kampanye politik,” ujar Fadli.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya