Cegah Kanker Kelamin, 200 Anak di Bantaeng Disunat

Pelayanan sunat massal ini melibatkan 48 dokter, 8 dokter spesialis.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Okt 2014, 17:24 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 17:24 WIB
Cegah Kanker Kelamin, 200 Anak di Bantaeng Disunat
Pelayanan sunat massal ini melibatkan 48 dokter, 8 dokter spesialis.

Citizen6, Bantaeng Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoksi) kembali melakukan aksi sosial dalam bentuk sunatan massal di Kabupaten Bantaeng.

Aksi sosial tahunan setiap Idul Adha kali ini melayani 200 anak. Untuk mempercepat pelayanan tersebut, Perdoksi Makassar bekerjasama Bagian Kulit dan Kelamin Unhas, RS Anwar Makkatutu dan Pengurus Masjid Besar Tompong membagi dua pelayanannya.

Sebanyak 100 anak di RSUD Anwar Makkatutu dan 100 di Masjid Besar Tompong. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar yang juga Ketua Masjid Besar Tompong Dr dr Anis Irawan Anwar Sp.KK (K) di tengah aksi sosial, Sabtu (4/10) mengatakan, pelayanan melibatkan 48 dokter (8 dokter spesialis).

Selain itu, masih ada 15 dokter muda dan ditunjang 5 orang bagian administrasi sehingga total tim mencapai 68 orang, jelas Ketua IDI Makassar yang didampingi Direktur RSUD Anwar Makkatutu Bantaeng dr Sulthan.

Masih menurut putra sulung Prof Dr Anwar Makkatutu itu, aksi sosial tahun ini merupakan kali ke 16 sejak dimulai tahun 1993 dengan rata-rata anak yang dilayani minimal 100 orang.



Selain dimaksudkan membantu masyarakat serta memperkenalkan kepada peserta didik dan ziarah ke makam pendiri jurusan Kulit dan Kelamin Unhas, kegiatan sosial ini juga dimaksudkan mencegah terjadinya kanker kelamin, terutama pada laki-laki.

‘’Banyak bahayanya bila anak laki-laki tidak disunat,’’ jelas Anis Irawan seraya menyebut resiko ginjal kronis. Ini bisa terjadi bila lubang kencing seorang anak terlalu sempit.

Sedang kanker kelamin biasanya terjadi pada saat usia 40-an. Ini terjadi karena pembersihan kelamin tidak maksimal sehingga rawan terjadi infeksi (smegma) dan pada akhirnya menjadi kanker kelamin.

Karena itulah, harus dibuka atau lebih dikenal dengan sunat agar lebih bersih dan terbuka. Hal tersebut dapat dilakukan menggunakan teknik biasa atau dengan menggunakan elektrocauter (memotong dengan listrik) atau yang dikenal dengan sunat laser, ujarnya.

Pengirim:

Riesa Meylani    


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya