7 Kebiasaan yang Menurunkan Risiko Alzheimer

Alzheimer dapat diturunkan risikonya. Bagaimana caranya?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 25 Feb 2015, 17:05 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2015, 17:05 WIB
Alzheimer
(Foto: express.co.uk)... Selengkapnya

Citizen6, Jakarta Alzheimer, penyakit yang satu ini kini penderitanya makin banyak saja. Alzheimer meski identik dengan orang lanjut usia, juga dapat menyerang orang-orang yang masih berusia muda. Meski risikonya tak dapat dicegah, Alzheimer dapat diturunkan risiko penurunannya. Berikut 7 kebiasaan yang dapat menurunkan risiko penurunan kondisi otak akibat Alzheimer dilansir dari Huffingtonpost.

1. Mengonsumsi kunyit

Sebuah studi dalam jurnal Plos ONE menunjukkan kunyit bekerja mengurangi jumlah oligomer yang bertindak sebagai 'pelopor' pembentukan plak amiloid di otak. Studi lain dalam jurnal Annals of Indian Academy of Neurology pun menunjukkan hal yang sama. Kunyit dipercaya memiliki berbagai efek seperti menurumkan plak beta-amiloid, menunda degradasi neuron, anti-peradangan, antioksidan, dan penurunan pembentukan mikroglia, serta dapat memperbaiki kerusakan memori pada pasein Alzheimer.

Selanjutnya

2. Berbicara dalam dua bahasa

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Trend in Cognitive Sciences menyatakan berbicara dalam dua bahasa  (bilingual) dapat memperkuat kemampuan otak dan melindunginya dari demensia. Menurut Huffpost Canada Living proses antisipasi saat seseorang harus berbicara salah satu dari dua bahasa pada waktu tertentu memaksa otak terus berjalan dan hasilnya akan membentuk sebuah pengalaman yang membantu menghindari konflik mental saat menghadapi bahasa-bahasa tersebut.

Selanjutnya

3. Mengonsumsi ikan dan kacang-kacangan

Penelitian dari Columbia University Medical Center menemukan bahwa makanan diet tinggi asam lemak omega 3 seperti ikan dan kacang menyebabkan penurunan kadar protein beta-amiloid yang  biasa dikaitkan dengan penyakit Alzheimer. Studi yang dipublikasikan di jurnal Neurology melibatkan 1.219 orang berusia 65 tahun ke atas yang tidak mengidap demensia. Penelitian menemukan bahwa semakin tinggi konsumsi asam lemak omega 3, semakin rendah pula kandungan beta-amiloid dalam darahnya.

4. Berjalan kaki

Studi dalam jurnal Neurology pada tahun 2009 yang melibatkan 299 orang dengan usia rata-rata 78 tahun menemukan orang yang berjalan kaki sebanyak 6-9 mil per minggu, risiko terserang masalah otaknya lebih kecil dibanding orang yang sedikit berjalan kaki. 

Selanjutnya

5. Mengonsumsi teh hijau

Hal ini berdasarkan penelitian dari Newcastle University. Menurut penelitian tersebut, minuman hijau tdapat memberi kekuatan dalam melawan penyakit Alzheimer. Hal ini dikarenakan kandungan yang terdapat di dalam minuman teh hijau itu sendiri. Ketika teh hijau dicerna oleh enzim dalam usu, senyawa kimia yang dihasilkan memberi efek perlindungan sekaligus lebih efektif melawan pemicu utama Alzheimer dibanding teh yang tak tercerna.

6. Mengisi teka-teki silang (TTS)

Studi dalam jurnal BMC Medicine mengungkapkan mengisi teka-teki silang dan bermain games dapat menangkal penurunan mental, terutama akibat Alzheimer. Tetap aktif secara kognitif dapat mencegah akumulasi penyakit yang berkaitan dengan Alzheimer karena menurunkan kadar beta-amiloid dalam otak.

Selanjutnya

7. Melakukan pekerjaan rumah tangga dan olahraga harian

Sebuah studi dalam jurnal Neurology menunjukkan aktifitas sederhana seperti memasak, bersih-bersih, dan mencuci piring dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer, bahkan di antara orang-orang yang berusia 80 tahun ke atas. Penelitian juga mengungkapkan bahwa orang yang paling rajin melakukan aktivitas harian di bawah 10 persen terserang Alzheimer dibanding orang-orang yang aktivitas hariannya di atas 10 persen.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya