200 Tahun Gelegar Ledakan Tambora

10 April 1815 Tambora mengguncang dunia dengan ledakannya yang menyebabkan langit Eropa kelam selama berbulan-bulan

oleh Rina Nurjanah diperbarui 04 Apr 2015, 11:09 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2015, 11:09 WIB
Gunung Tambora
Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (Foto: indonesia.travel)

Citizen6, Jakarta Pada April 2015 ini, dunia akan mengenang dua abad erupsi mahadahsyat Tambora. Gunung Tambora yang berada di Sumbawa ini telah batuk-batuk sejak 5 April 1815, hingga akhirnya erupsi pada 10 April 1815 hingga menyebabkan langit Eropa gelap gulita. Letusannya ini masuk dalam Indeks Letusan Gunung Berapi (VEI) tertinggi, yakni 7.

Erupsi Tambora menjadi erupsi terdahsyat dalam ingatan manusia. Tambora setidaknya memuntahkan abu dan batuan piroklastik hingga seribu kilometer kubik. Dentuman letusannya terdengar hingga Sumatera yang berjarak 2.600 Km. Nyaris seluruh warga yang tinggal di punggung Tambora musnah, diperkirakan hanya menyisakan 26 orang saja. Selanjutnya 92.000 korban tewas karena penyakit dan kekurangan pangan.

Ledakan Tambora menghilangkan hingga sepertiga badannya yang semula sekitar 4.000 Mdpl menjadi 2.851 meter saja. Ledakan ini bahkan memerahkan langit Eropa kala itu yang menjadi latar belakang suasana pembuatan novel Frankenstein yang terkenal. Bahkan setelah 32 tahun ledakannya, Zollinger seorang ahli botani dari Swiss yang pertama kali datang kembali ke Tambora menyatakan bahwa gunung tersebut masih diselimuti kepulan asap.

Dahsyatnya ledakan Tambora mempengaruhi iklim dunia kala itu. Hingga dunia mengenal fenomena cuaca pasca erupsi Tambora sebagai 'A Year Without Summer'. Keindahan Tambora kini bisa kita nikmati dengan tak lupa mengingat dan waspada akan sejarah luar biasanya erupsi gunung berapi itu.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya