Mengapa Penyesalan Selalu Datang Terlambat?

Hiduplah tanpa penyesalan. Itulah kalimat yang sering terdengar saat kita akan mengambil sebuah keputusan.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Apr 2015, 09:03 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2015, 09:03 WIB
Mengapa Penyesalan Selalu Datang Terlambat?
Hiduplah tanpa penyesalan. Itulah kalimat yang sering terdengar saat kita akan mengambil sebuah keputusan.

Citizen6, Jakarta Hiduplah tanpa penyesalan. Itulah kalimat yang sering terdengar saat kita akan mengambil sebuah keputusan. Di satu sisi kita tidak ingin melepas kesempatan yang hadir di kehidupan saat itu. Tapi di sisi lainnya kita tidak berani untuk mengambil risiko. Di antara kedua pilihan tersebut pasti kita memilih yang terbaik berdasarkan kondisi.

Namun setelah berjalannya waktu, mulai muncul perasaan menyesal. Ya kita mulai membayangkan, apa jadinya kehidupan kita jika memilih pilihan lainnya? Apa yang akan terjadi jika saya menambah waktu untuk menentukan pilihan? dan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang akan terus berkecamuk di benak kita.

Jadi mengapa sih kita bisa memiliki penyesalan di saat kita sudah memilih yang terbaik? Hal ini terjadi karena adanya kekhawatiran di mana kita merasa harus memilih pilihan lainnya. Yang menjadi masalah adalah kita tidak bisa mengubah pilihan sehingga kita terus menerus membandingkan keputusan nyata kita dengan keputusan khayalan kita.

Saat menyesali pilihan kita maka langsung muncul anggapan bahwa pilihan itu adalah pilihan buruk. Sehingga bertentangan dengan anggapan diri sendiri bahwa kita orang yang baik. Jika mengalami hal ini tidak ada salahnya untuk mulai menanamkan ‘lepaskan pikiran ideal dan merangkul realitas saat ini’. Berikut cara kita memahami dan melepaskan penyesalan:

1.    Pilihan yang telah kita lakukan berada di masa lalu dan tidak bisa kita ubah. Ingatlah membuat keputusan sendiri merupakan hal yang luar biasa. Melalui pengambilan keputusan kita berani untuk menjemput pengalaman-pengalaman baru. Beberapa pilihan memang pilihan terbaik tapi ada juga yang tidak sempurna, maka kita harus bisa merangkul keseluruhan pilihan kita.

2.    Saat kita menganggap diri kita tidak baik karena membuat pilihan yang salah, maka harus diingat kita manusia terkadang baik, terkadang tidak, dan terkadang berada di antara keduanya. Kita berbuat salah, kita melakukan hal yang benar, kita peduli, kita egois, kita jujur, dan kita berbohong. Kita adalah keseluruhan dari hal tersebut, maka saat membuat keputusan yang dianggap buruk itu merupakan bagian dari perjalanan kehidupan kita.

Penulis:

Nabilah Rahmagitha

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya