Perlakuan Menyentuh saat Mbah Hamid Pasuruan Dapati Maling di Pondok Pesantrennya

Para santri yang geram berniat menjadikan pencuri tersebut sasaran amarah mereka. Namun, takdir berkata lain. Di tengah keributan itu, Mbah Hamid tiba-tiba muncul dari lorong rumahnya dan melihat kejadian tersebut

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 05:30 WIB
kiai hamid 2
Kiai Abdul Hamid Pasuruan (Nu Online)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Di sebuah pondok pesantren di Pasuruan, terjadi kejadian unik yang tak terlupakan. Insiden ini melibatkan seorang maling yang kedapatan mencuri pakaian santri di jemuran.

Namun, cara penyelesaian masalah ini menunjukkan kebijaksanaan luar biasa dari KH Abdul Hamid atau Mbah Hamid, ulama besar Pasuruan.

Kejadian ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @s.tasbiha, yang mengungkap kisah luar biasa tentang akhlak dan sikap mulia Mbah Hamid terhadap pencuri tersebut.

Selama beberapa hari, para santri merasa resah karena pakaian mereka sering hilang dari jemuran. Kehilangan ini akhirnya mendorong para santri untuk melakukan pengintaian demi menangkap pelakunya.

Pengintaian para santri pun membuahkan hasil. Mereka berhasil memergoki seorang pencuri yang tengah beraksi. Sang pencuri akhirnya tertangkap basah dan segera diarak ke halaman pondok pesantren oleh para santri.

Para santri yang geram berniat menjadikan pencuri tersebut sasaran amarah mereka. Namun, takdir berkata lain. Di tengah keributan itu, Mbah Hamid Pasuruan tiba-tiba muncul dari lorong rumahnya dan melihat kejadian tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini yang Dilakukan Mbah Hamid kepada Pencuri

Ilustrasi pencuri (iStock)(Liputan6.com/Gorontalo)
Ilustrasi pencuri (iStock)(Liputan6.com/Gorontalo)... Selengkapnya

Melihat pencuri sedang diarak, Mbah Hamid dengan tenang berkata, "Oh, ada tamu ya? Silakan masuk," Ucapan ini sontak menghentikan niat para santri untuk menghukum pencuri itu.

Sikap Mbah Hamid yang tenang membuat suasana berubah. Sang pencuri yang awalnya ketakutan justru diajak masuk ke rumahnya. Perintah ini membuat para santri tertegun sekaligus kagum dengan akhlak gurunya.

Di dalam rumahnya, Mbah Hamid memperlakukan pencuri itu dengan penuh keramahan. Ia bahkan menyuguhkan makanan berupa nasi goreng lengkap dengan lauk telur, serta kopi hangat. "Saya hanya punya nasi goreng dan telur. Besok-besok kalau mau ke sini bilang, nanti saya potongkan ayam," ujar Mbah Hamid dengan senyum hangat.

Suasana yang sebelumnya tegang berubah menjadi penuh canda dan keakraban. Pencuri yang semula berniat jahat malah merasa dihormati dan diperlakukan layaknya seorang tamu istimewa.

Tidak hanya memberi makan, Mbah Hamid juga mengajak sang pencuri berbincang santai. Perbincangan ini menciptakan suasana nyaman yang akhirnya membuat pencuri itu merasa malu atas perbuatannya.

Saat pencuri hendak pulang, Mbah Hamid mengantarnya hingga ke halaman pondok pesantren. "Nanti kalau ada waktu, main ke sini lagi ya," pesan Mbah Hamid kepada sang pencuri dengan nada ramah.

Kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi para santri yang menyaksikannya. Mereka belajar langsung tentang bagaimana seorang ulama besar memperlakukan orang dengan kasih sayang, bahkan kepada pencuri sekalipun.

Melalui tindakannya, Mbah Hamid mengajarkan bahwa pendekatan dengan akhlak mulia bisa menjadi cara efektif untuk menyentuh hati seseorang, termasuk mereka yang melakukan kesalahan.

Memaafkan dan Berbuat Baik kepada Orang Lain

Ilustrasi memaafkan, memberikan dukungan dan semangat
Ilustrasi memaafkan, memberikan dukungan dan semangat. (Image by jcomp on Freepik)... Selengkapnya

Sikap ini juga mencerminkan teladan Rasulullah yang senantiasa memaafkan dan berbuat baik kepada orang lain, meskipun orang tersebut pernah menyakitinya.

Para santri yang sebelumnya marah besar akhirnya memahami makna kedamaian dan kasih sayang dalam menyelesaikan masalah. Mereka pun berjanji untuk meneladani sikap Mbah Hamid dalam kehidupan sehari-hari.

Kisah ini kemudian menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. Mbah Hamid dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan penuh hikmah dalam menghadapi setiap persoalan.

Bagi masyarakat, Mbah Hamid bukan hanya seorang ulama, tetapi juga panutan dalam mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta kasih. Sikapnya yang lemah lembut menjadi bukti nyata bahwa kekuatan akhlak mampu mengubah seseorang.

Kisah pencuri di pondok pesantren ini terus diceritakan dari generasi ke generasi. Pesan moralnya yang mendalam memberikan inspirasi bagi siapa saja yang mendengarnya.

Tidak sedikit yang akhirnya sadar bahwa sikap bijaksana dan sabar dapat menjadi jalan untuk memperbaiki seseorang tanpa harus menggunakan kekerasan.

Melalui tindakan sederhana namun bermakna ini, Mbah Hamid menunjukkan bahwa akhlak mulia adalah senjata terkuat dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.

Kisah ini tidak hanya menjadi pelajaran berharga bagi para santri, tetapi juga bagi semua orang yang ingin meneladani kehidupan penuh cinta dan kasih sayang.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya