Citizen6, Jakarta Pertunjukan seni calonarang adalah kesenian asal Bali. Biasanya berupa pementasan drama yang mengangkat ceritera rakyat Rangda Girah. Dalam pementasan ini, dipastikan selalu ada yang kerasukan dengan ditandai aksi menghujamkan keris dalam tubuh, aksi ini disebut ngurak atau ngunying.
Sialnya, budaya kesenian ini memakan korban. Seorang penari yang masih remaja dinyatakan tewas setelah dihujam keris oleh salah satu penari lain yang kerasukan, pada Rabu (14/10/2015). Baca di sini.
Korbannya seorang remaja bernama Komang Ngurah Trisna Para Merta, berumur 14 tahun. Saat ini polisi masih mendalami isnsiden itu. Sebab ini kali pertama terjadi kelalaian hingga memakan korban, khusunya di Jembrana. "Ini pertama kalinya terjadi di Kabupaten Jembrana. Ini pasti ada kesalahan, apalagi penarinya masih remaja," ujar Dewa Putu, seorang warga yang menonton pertunjukan calonarang.
Advertisement
Pertanyaannya, apakah acara tusuk-tusukan atau ngurak atau ngunying itu merupakan adegan sakral yang harus ada dalam tarian? Jika iya, mengapa tidak menggunakan keris tiruan? Kecuali kesenian ini memang semacam debus dan hanya bisa diperankan oleh ahlinya. Agar kejadian serupa tidak memakan korban selanjutnya, apalagi menimpa generasi muda yang ingin melestarikan kesenian leluhurnya.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6