Hebat, Perjuangan Cinta Pasangan Lansia hingga 72 Tahun

Pasangan Sigi dan Hanka Siegreich bahkan telah menikah selama 72 tahun

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 23 Agu 2016, 10:01 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2016, 10:01 WIB
 Kisah Perjuangan Cinta Sejati Pasangan Lansia hingga 72 Tahun
dok: dailymail.co.uk

Liputan6.com, Polandia - Saat itu malam tahun baru pada tahun 1944 ketika seorang remaja laki-laki dan remaja perempuan saling berpandangan dan jatuh cinta pada pandangan pertama di barak Czestochowa, Polandia.

Dilansir Dailymail, Selasa (22/8/2016), ketika itu, pria dan perempuan dilarang berbicara di tempat tersebut, karena mereka tengah melakukan kerja paksa. Tetapi para penjaga barak mengizinkan mereka untuk menghabiskan waktu bersama di barak perempuan. Sigi dan Hanka Siegreich akhirnya bertemu dan saling jatuh cinta.

“Ketika mata kami bertemu saya merasa seperti disambar petir,” kata Sigi pada Daily Mail Australia.

dok: dailymail.co.uk

“Saya tahu saat itu ia satu-satunya pria yang membuat saya terpana. Saya masih mendapatkan perasaan yang sama ketika saya melihat dia sekarang. Dia selalu cantik,” lanjut Sigi.

Sigi mengatakan ia pergi ke barak bukan mencari sesuatu yang romantis, karena ia adalah seseorang yang sangat kaku selama bertahun-tahun tinggal di barak. 17 hari setelah pertemuan pertamanya itu mereka memutuskan untuk menikah setelah mereka dibebaskan oleh tentara setempat.

Tak berapa lama mereka memiliki dua orang anak perempuan. Anak pertama mereka lahir dan di Czestochowa dan diberi nama Evelyne. Selama lima puluh tahun kisah pertemuan Sigi dan Hanka dirahasiakan dari keluarga mereka.

“Kami tumbuh dikelilingi begitu banyak cinta dan kami tahu mereka telah bertemu pada saat perang. Namun kami benar-benar heran dengan keadaannya,” kata Evelyne.

Kebahagiaan Sigi dan Hanka

Evelyne menambahkan, mereka terlalu trauma pada saat mereka di barak dan ingin berbagi ketakutan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai.

“Ibu masih menangis dalam tidurnya setiap malam dan ayah selalu bermimpi buruk yang mengerikan. Daya ingatnya begitu tajam namun karena daya ingatnya itulah ia bisa menceritakan kejadian yang mengerikan begitu jelas,” lanjut Evelyne.

Sigi menambahkan jika pada malam tahun baru itu ia melihat sepasang mata cokelat yang indah mengintip dari atas ranjang.

Evelyne mengatakan sampai saat ini, ayahnya itu masih memandang ibunya dengan cara yang sama dan mengatakan “Melihat ibumu, dia begitu indah. Ia sama sekali tidak memakai make up di wajahnya dan lihat betapa cantiknya dia.”

“Seperti lengan saya, Hanka akan selalu menjadi bagian dari hidup saya,” tambah Sigi.

Saat ini, usia Sigi sudah menginjak 92 tahun dan Hanka 91 tahun. Mereka jauh lebih terbuka tentang kehidupan mereka ketika di dalam barak saat kerja paksa.

dok: dailymail.co.uk

Ketika pertempuran pecah, Hanka yang saat itu berusia 14 tahun dan adik perempuannya 12 tahun ditangkap dan dibuang pada kereta dan disimpan di barak. Mereka tidak pernah melihat keluarga mereka yang lainnya. Sigi yang berasal dari keluarga yang sangat kaya berusia 15 tahun juga terpisah dari keluarganya.

Adiknya berhasil melarikan diri sebelum pertempuran dimulai. Sebanyak 169 anggota keluarganya ‘dibasmi’ termasuk orang tua dan kakek-neneknya. Sigi berhasil tetap hidup melalui serangkaian ‘keajaiban’ dan berusaha untuk menyabotase musuh ketika mereka memaksanya untuk bekerja di pabrik amunisi dengan ‘membuat peluru terlalu kecil’.

Pada saat musuh tertangkap lewat trik Sigi ini, ia telah bertemu sang istri. Dia bersembunyi dan ia mempertaruhkan hidupnya untuk membawanya potongan roti dan selimut untuk membantunya tetap hangat.

Tujuh belas hari kemudian Hanka bahkan kehilangan giginya, karena berusaha untuk melindungi Sigi. Hanka menangis karena dia khawatir pada Sigi tapi setelah diketahui, ternyata ia sakit gigi.

Pasangan ini bahkan telah menikah selama 72 tahun dan mereka telah menjadi orangtua, kakek-nenek dan buyut.

Ketika mereka meninggal nanti, mereka menginginkan dimakamkan berdampingan ditandai dengan pesan-pesan dari orang yang mereka cintai.

(ps/ul)

Penulis:

Pamela Sandri
Universitas Pancasila

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya