Tewas dalam Lumpur, Foto Bocah Rohingya Mengharu Biru

Seorang pengungsi Rohingya membuat publik meneteskan air mata setelah menggunggah gambar anaknya yang mati tertelungkup di kubangan lumpur.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 06 Jan 2017, 12:20 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 12:20 WIB
Pemerintah RI Alokasikan Dana Bantuan Untuk Pengungsi Rohingya
Sejumlah anak etnis Rohingya tidur di tempat penampungan, Kuala Langsa, Aceh (25/5/2015). Pemerinta RI mengalokasikan bantuan sebesar Rp 2,3 Miliar untuk pengungsi Rohingya yang berada di Aceh. (Reuters/Nyimas Laula)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengungsi Rohingya baru-baru ini menghebohkan para pengguna jejaring sosial setelah mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan seorang anak yang berusia enam bulan tewas di kumbangan lumpur.

Dilansir Metro, Jumat (6/1/2016), Kisah pengungsi Rohingya ini bermula ketika bocah kecil bernama Mohammed Shohayet bersama keluarganya mencoba melarikan diri ke perbatasan Bangladesh, untuk menghindari penganiayaan yang dilakukan militer Myanmar.

Ketika itu Shohayet dan keluarganya ingin menyeberangi Sunga Naf di Bangladesh, menggunakan perahu. Sayangnya bocah itu terjatuh sehingga tertinggal dari rombongan keluarganya.

Tak disangka, seorang pria yang berhasil menyebrang ke Bangladesh, sempat menemukan bocah itu dalam kondisi meninggal dengan posisi tertelungkup di lumpur. Ia pun langsung mengabadikan momen tersebut menggunakan kamera ponselnya untuk ia sebarkan ke media sosial.

Ayah sang bocah, Zafor Alam yang selamat dalam peristiwa tersebut merasa hidupnya kini sudah tak berarti setelah ia melihat foto pilu buah hatinya.

Jasad  Mohammed Shohayet, anak pengungsi Rohingya yang tewas tenggelam

"Ketika saya melihat gambar itu, saya lebih baik mati karena tak ada gunanya saya hidup di dunia ini. Saya ingin membiarkan seluruh dunia tahu tentang kondisi kami," ucap Zafor kepada CNN.

dok: metro.co.uk

Ia juga menceritakan bagaimana keluarga telah menjadi korban karena desanya habis-habisan dicecar tentara Myanmar.

"Di desa kami, helikopter menembakkan senjata pada kami dan tentara Myanmar juga melakukan hal serupa. Kakek dan nenek dibakar sampai mati. Desa kami pun dibakar oleh militer sehingga tak ada sedikit pun yang tersisa. Pemerintah Myanmar tak harus diberi waktu lagi. Jika kamu membiarkan mereka, mereka akan membunuh seluruh Rohingya," lanjutnya.

Setidaknya sekitar 34 ribu pengungsi Rohingya berhasil melarikan diri dengan melintasi perbatasan ke Bangladesh. Sementara 86 orang tewas oleh militer Myanmar.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya