Ilmuwan Rekayasa DNA untuk Ciptakan Alien?

Dalam penelitian untuk menciptakan bentuk kehidupan baru atau alien buatan, para ilmuwan merekayasa kode yang terdapat pada DNA.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 30 Jan 2017, 10:37 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2017, 10:37 WIB
Ilmuwan Rekayasa DNA untuk Ciptakan Alien?
Alien

Liputan6.com, Jakarta - Ilmu pengetahuan manusia saat ini sedang berada di ambang kemajuan yang luar biasa, para ilmuwan mengklaim jika saat ini mereka sudah sangat dekat untuk menciptakan bentuk-bentuk kehidupan baru.

Bentuk kehidupan baru ini dapat dikatakan sebagai alien, karena belum pernah ditemukan sebelumnya. Namun, alien yang dimaksud bukanlah seperti monster seperti film-film Hollywood, bentuk kehidupan baru tersebut lebih menyerupai bakteri. Hal tersebut disampaikan para ilmuwan, setelah mereka melakukan sebuah percobaan untuk memperluas dan merekayasa kode genetik DNA makhluk hidup untuk pertama kalinya.

Para peneliti di Amerika Serikat merekayasa genetik pada mikroba E-coli dengan menambahkan molekul DNA yang tidak biasa, yang ditemukan dalam bakteri. Sepanjang sejarah kehidupan di Bumi, kode kehidupan tiap makhluk hidup telah tercatat pada DNA mereka masing-masing, kode tersebut dikombinasikan dengan empat huruf - G (guanine), T (thymine), C (cytosine) dan A (adenine) yang merupakan molekul yang cocok dengan DNA helix, yang membuat semua makhluk hidup di bumi memiliki kode yang unik antara satu dengan lainnya.

Namun, dalam penelitian untuk menciptakan bentuk kehidupan baru yang dapat disebut alien buatan, para ilmuwan merekayasa kode yang terdapat pada DNA dengan menambahkan dua molekul baru. Para tim ilmuwan yang melakukan penelitian ini menjuluki dua molekul tersebut dengan X dan Y. Selain itu, tim ilmuwan juga mengataka bahwa mereka telah berhasil menciptakan DNA sintetis, sehingga mereka dapat menciptakan
bentuk kehidupan baru yang berasal dari protein untuk tujuan pengobatan di masa yang akan datang.

Dilansir Express, Senin (30/1/2017), ilmuwan yang memimpin penelitian ini Dr Romesberg dari Scripps Research Institute in La Jolla, California, Amerika Serikat, mengungkapkan, untuk menciptakan bentuk kehidupan baru dari DNA sintetis, genome pada DNA sintetis harus memiliki kestabilan agar dapat hidup sehingga mampu mempertahankan semua informasi yang terdapat pada DNA.

“Genom harus memiliki kestabilan untuk memiliki skala hidup. Jika nantinya organisme semisintetis akan benar-benar menjadi suatu organisme, maka genom yang dimilikinya harus memiliki kestabilan guna mempertahankan informasi yang terdapat pada DNA-nya,” ucap Dr Romesberg.

Dr Romesberg menjelaskan, manfaat dari penelitian yang dilakukan bersama timnya adalah untuk menemukan obat-obatan jenis baru pada ilmu kedokteran, termasuk dalam bidang nanoteknologi. "Hal ini membawa kita lebih dekat kepada kemajuan biologi, rekayasa DNA yang kita lakukan akan memiliki banyak kegunaan yang menarik di masa yang akan datang, seperti menemukan obat-obatan jenis baru dan mengembangkan nanoteknologi."

Langkah selanjutnya dari proses penelitian tersebut, seperti yang diungkapkan para peniliti pada sebuah jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa DNA sintetis yang berasal dari bakteri E-coli dapat diubah menjadi molekul RNA yang akhirnya bisa memungkinkan para ilmuwan untuk mengontrol prilaku bakteri di masa yang akan datang.

(soy/ul)

Penulis:

Soyid Prabowo


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya